Bak Ditampar Langsung dari Dalam, Koar-koar Musnahkan Tank dan 'Lengserkan' Jenderal Rusia, Zelensky Malah Diserbu Rakyatnya Sendiri, Ketidakbecusan Ini Pemicunya

Khaerunisa

Editor

Aksi protes rakyat Ukraina.
Aksi protes rakyat Ukraina.

Intisari-Online.com - Sementara Rusia belum juga menghentikan serangannya, Ukraina mengklaim bahwa invasi Moskow tidak berjalan mulus hingga Rusia mencopot jenderal top Angkatan Daratnya.

Perwira yang dimaksud adalah Jenderal Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Rusia.

Klaim itu disampaikan Oleksiy Arestovych, penasihat militer untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seperti dikutip The Independent, Jumat (13/5/2022).

Arestovych mengatakan informasi awal menyebutkan bahwa Jenderal Gerasimov telah dicopot dari jabatannya, sementara Presiden Vladimir Putin dan lingkaran dalamnya menilai apakah sang jenderal harus diizinkan untuk terus memimpin Angkatan Bersenjata negara itu.

Belum ada konfirmasi resmi dari Rusia mengenai klaim Ukraina soal pencopotan Jenderal Gerasimov itu, tetapi spekulasi tentang pembersihan komandan militer senior semakin santer terdengar setelah Jenderal Gerasimov absen dari parade Hari Kemenangan tahunan Rusia pada hari Senin lalu.

Seperti diketahui, Ukraina dan negara-negara Barat selama ini menilai Angkatan Bersenjata Rusia telah mengalami beberapa kemunduran besar dalam perang mereka, gagal merebut Kiev sejak dini dan menanggung kerugian besar.

Sebelumnya, Ukraina juga mengklaim telah menghancurkan pasukan Rusia dengan bukti foto satelit tank yang musnah dalam pertempuran.

Menurut Kantor Berita Ukrinform, Komando Operasi Selatan melaporkan unit roket dan artileri serta pesawat Angkatan Bersenjata Ukraina meluncurkan lebih dari 100 serangan ke posisi pasukan Rusia di Ukraina selatan pada 12 Mei.

Baca Juga: Bikin Seisi Eropa Menahan Napas, SebutVladimir Putin Lebih Berbahaya daripadaAdolf Hitler atau Josef Stalin,Rusia LangsungJadikan Negara Ini Sebagai Sasaran Berikutnya

Baca Juga: Padahal Sosoknya Masih Terkuat di Rusia, Siapa Sangka Media Inggris Ini Bocorkan Sosok Pengganti Vladimir Putin, Siapa Sosok yang Dimaksud Tersebut?

"Musuh kehilangan 57 tentara, enam kendaraan lapis baja dan tiga kendaraan bermotor," kata laporan itu.

Klaim-klaim tersebut seolah menunjukkan bahwa Ukraina mampu menghadapi serangan Rusia yang tak berhenti sejak akhir Februari lalu.

Tetapi rupanya, rakyat Ukraina baru-baru ini malah melayangkan protes keras terhadap pemerintah.

Hal itu terjadi lantaran mereka kecewaan pada proses pembebasan prajurit yang dikepung oleh pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal.

Anggota keluarga tentara Ukraina yang terjebak di pabrik baja di kota tenggara Mariupol itu melakukan aksi protes di depan istana presiden, Kiev. Mereka memohon agar putra, suami, dan ayah mereka tidak ditinggalkan.

Kelompok pengunjuk rasa yang sebagian besar perempuan menuntut agar Presiden Volodymyr Zelensky dan pemerintah Ukraina berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan nyawa sebanyak 2.000 prajurit yang dikepung itu.

Aksi demonstrasi itu terjadi ketika Wakil Perdana Menteri Ukraina mengklarifikasi bahwa negosiasi dengan Rusia mengenai evakuasi beberapa tentara terakhir Mariupol hanya akan menghasilkan pembebasan 38 tentara yang terluka parah, jika negosiasi berhasil.

"Tidak ada yang mencoba menyelamatkan mereka. Tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali berkumpul di demonstrasi seperti ini dan menuntut pihak berwenang kami," kata Tetiana Pogorlova, salah satu pengunjuk rasa yang berbicara kepada Reuters, dikutip dari Washington Examiner, Jumat (13/5/2022).

Para pengunjuk rasa memegang sejumlah plakat, beberapa dengan gambar yang konon menunjukkan luka mengerikan yang diderita oleh beberapa pejuang Ukraina di kota yang sebagian besar dikuasai Rusia.

Baca Juga: Kapalnya 7 Kali Lebih Besar dari Punya Columbus, Benarkah Pelayaran Laksamana Cheng Ho 'Keliling Dunia' Sebenarnya Berangkat dari 'Niat Licik' Ini?

"Selamatkan para pembela Mariupol, selamatkan Azovstal," teriak para pengunjuk rasa.

Ketika polisi di Kiev membubarkan protes, mengatakan demonstrasi di Maydan Square "tidak diizinkan," para demonstran tak menyerak, mereka pindah ke gedung Kementerian Luar Negeri di mana mereka memohon intervensi asing, menurut outlet berita France24.

Mereka berharap bahwa Turki, khususnya, dapat melangkah maju dan bernegosiasi untuk memberikan jalan yang aman bagi para prajurit ke negara itu.

"Sudah lama kami menulis surat kepada presiden, dan kemudian kami berpikir bahwa presiden membutuhkan dukungan kami, jadi kami memutuskan untuk beralih ke para pemimpin global sehingga mereka akan membantu mengatur prosedur ekstraksi ini," Yaroslava Ivantsova, istri dari seorang tentara yang terjebak, tulis France24.

Menurut pejabat Ukraina semua wanita, anak-anak, dan warga sipil lanjut usia di Azovstal berhasil dievakuasi selama akhir pekan, dan meskipun ada banyak kendala yang mencegah hasil yang sama bagi para tentara, anggota keluarga dalam protes itu masih memiliki harapan.

"Mereka tidak mengeluarkan mereka dari sana karena mereka mengatakan itu tidak mungkin. Saya tidak percaya itu tidak mungkin. Saya tahu ada jalan keluar dari setiap situasi, dan saya mohon kepada presiden, saya mohon semua orang yang terkait, untuk membantu dan keluarkan mereka," kata Svetlana, ibu dari seorang tentara yang terjebak, kepada France24.

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan pada hari Kamis bahwa pihak berwenang bekerja sama dengan Turki, Palang Merah, dan PBB berencana mengevakuasi para tentara yang terperangkap, tetapi saat ini difokuskan hanya pada yang terluka parah.

Sementara proposal Ukraina ke Rusia menawarkan akan menukar 38 tawanan perang Rusia dengan imbalan evakuasi yang aman dari sejumlah tentara Ukraina yang tidak dapat berjalan.

Baca Juga: Operasi Kejam Lobotomi, Sembuhkan Gangguan Jiwa dengan Cara Sengaja Merusak Jaringan Otak

(*)

Artikel Terkait