Intisari-Online.com -Zheng He atau yang juga dikenal sebagai Cheng Ho adalah salah satu laksamana paling terkenal dalam sejarah Tiongkok.
Terutama, dia terkenal karena pelayaran harta karunnya.
Pelayaran ini bertujuan untuk memproyeksikan kekuatan dan kekayaan Dinasti Ming ke dunia yang dikenal dan disponsori oleh sang kaisar Yongle sendiri.
Namun, jika dilihat dari bagaimana cara Kaisar Yongle berkuasa, ada spekulasi bahwa pelayaran harta karun itu mungkin punya tujuan yang lebih jahat.
Laksamana Cheng Ho
Cheng Ho lahir pada tahun 1371 dari keluarga Muslim Hui di Yunnan, Cina barat daya, dan awalnya bernama Ma He.
Pada tahun 1378, wilayah ini ditaklukkan oleh pasukan Dinasti Ming.
Selanjutnya, tentara Ming memulai kampanye militer di daerah ini untuk melenyapkan loyalis Yuan yang tersisa.
Pada tahun 1381, Cheng Ho ditangkap oleh tentara Ming, dikirim ke ibukota, Nanjing, dikebiri, dan dimasukkan ke dalam dinas kekaisaran sebagai kasim.
Dia kemudian dikirim ke Beiping (sekarang Beijing) untuk melayani Pangeran Yan.
Selama waktu ini, Cheng Ho membuktikan bahwa dia adalah seorang komandan militer yang cakap, saat dia menemani tuannya dalam berbagai kampanye militer.
Apalagi berkat kesetiaan dan kepemimpinannya, Cheng Ho segera menjadi salah satu orang kepercayaan terdekat sang pangeran.
Penciptaan Armada 'Harta Karun'
Pada Agustus 1399, Pangeran Yan memimpin pemberontakan melawan Kaisar Jianwen, kaisar kedua Dinasti Ming, yang juga keponakannya.
Pemberontakan itu berhasil, dan Pangeran Yan menjadi Kaisar Yongle pada tahun 1402.
Dalam catatan resmi, disebutkan bahwa Kaisar Jianwen tewas dalam kebakaran yang terjadi di istana kekaisaran.
Namun, beberapa orang berspekulasi bahwa Kaisar Jianwen selamat dari pemberontakan pamannya, dan melarikan diri ke Asia Tenggara.
Dengan demikian, pelayaran harta karun Cheng Ho mungkin didorong oleh Kaisar Yongle untuk mencari kaisar yang digulingkan.
Alasan yang lebih umum diterima bahwa pelayaran itu untuk menunjukkan kekuatan dan kekayaan Dinasti Ming kepada dunia.
Jadi, pada tahun 1403, Kaisar Yongle memerintahkan pembangunan 'Armada Harta Karun.'
Selain kapal dagang, kapal perang dan kapal pendukung juga dibangun untuk perjalanan melintasi Laut China Selatan dan Samudera Hindia.
Kapal yang paling besar memiliki panjang 121,9 meter dengan lebar 56,7 meter.
Sebagai perbandingan, Santa Maria Columbus diperkirakan hanya memiliki dek sepanjang 17,7 meter.
Pada 1405, yang pertama dari tujuh pelayaran harta karun dimulai.
Yang memimpin pelayaran ini adalah Cheng Ho, yang memimpin hingga 27.870 orang dengan 317 kapal.
Selain pelaut, ada juga juru tulis, juru bahasa, tentara, pengrajin, dokter, dan ahli meteorologi dalam pelayaran ini.
Sedangkan untuk kargo, kapal-kapal tersebut menyimpan barang-barang mewah dalam jumlah besar, termasuk sutra, porselen, serta barang-barang emas dan perak.
(*)