Anak Buah Cheng Ho Sampai Geleng-geleng, Saking Kayanya Majapahit, Piring Emas Bekas Makan pun Dibuang Begitu Saja, Walau Hal Ini Dilakukan Kemudian

May N

Editor

Celengan terakota Majapahit, Trowulan abad ke 14/15, Jawa Timur.
Celengan terakota Majapahit, Trowulan abad ke 14/15, Jawa Timur.

Intisari - Online.com -Tidak diragukan lagi Majapahit dulunya adalah kerajaan besar di Nusantara.

Majapahit berjaya sekitar tahun 1300 sampai 1500.

Maka tidaklah heran jika banyak situs dan artefak yang masih tertinggal sampai sekarang.

Artefak-artefak ini saat ini ada di Museum Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Baca Juga: Ungkapkan Perjalanan Hidup Ken Arok dan Kisah Kehidupan Kerajaan Majapahit, Benarkah Isi Kitab Pararaton Hanyalah Cerita Mitos Saja?

Berbagai mitos tentu menyertai peninggalan-peninggalan Majapahit ini.

"Benda sejarah itu biasanya memiliki dua cerita yang berbeda, dari ilmiah dan dari mitos. Ilmiah tentu dari penelitian, kalau mitos biasanya hanya untuk diceritakan,"ujar Didi Hermawan petugas Museum Trowulan, Mojokerto yang KompasTravel temui dalam ekspedisi Merapah Trans Jawa, Senin (27/6/2016).

"Misalnya Kolam Segaran (tak jauh dari Museum Trowulan), peneliti bilang itu untuk irigasi sawah Majapahit. Tapi ada juga mitos di baliknya," ungkap Didi.

Didi bercerita jika kolam yang memiliki luas 6,5 hektar tersebut digunakan untuk menjamu para tamu dari negeri asing.

Baca Juga: 'Penyebutan Pulau Hindu untuk Bali di Era Majapahit Adalah Keliru', Mantan Dubes Kanada Ini Ungkap Temuannya

"Jadi konon para tamu setelah makan dengan peralatan makan dari emas, kemudian langsung melemparnya ke kolam. Untuk memberi kesan jika Majapahit adalah kerajaan yang kaya, yang besar. Untuk politik juga sebenarnya. Tapi setelah pesta, nanti peralatan makannya diangkat dengan jaring dari kolam," ungkap Didi.

Didi menyebutkan perjamuan khas itu tercatat di dalam berita China, ditulis Ma Huan dan Fei Xi, dua orang yang ikut dalam ekspedisi Laksamana Cheng Ho.

Mitos selanjutnya adalah mitos Candi Bujang Ratu.

Dikabarkan jika yang masuk gapura di Candi Bujang Ratu itu pejabat maka jabatannya akan turun.

Baca Juga: Bak Tak Punya Semangat Setelah Kerajaannya Runtuh, Beginilah Nasib Keturunan Terakhir Penduduk Majapahit yang Justru Terisolasi dari Nusantara Sampai Sekarang

"Konon yang masuk gapura di Candi Bujang Ratu itu pejabat, maka jabatannya akan turun. Kalau yang masuk pacaran, maka hubungannya akan kandas," jelas Didi.

Ada juga mitos Candi Tikus, dulu dipercaya sebagai tempat yang dituju masyarakat untuk mengambil air dan memercikkan ke tanaman padi mereka guna terhindar dari hama tikus.

"Majapahit memiliki konsep Tri Hita Kirana (tiga hubungan penyebab) dalam kehidupannya, manusia harus mempertahankan hubungan dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Kalau salah satu ditinggalkan manusia akan menerima resikonya. Jangan berpikir jika nenek moyang kita dahulu tertinggal. Sebaliknya mereka justru memiliki konsep yang tertata dan maju," jelas Didi.

Itulah sebabnya wisata ke situs Majapahit begitu menarik, dan di museum Trowulan, pengunjung dapat melihat sisa kekayaan Majapahit.

Baca Juga: Disebut Sebagai Puncak Peradaban Indonesia, Ternyata Bendera Kerajaan Majapahit Disebut-sebut Menjadi Insipirasi Negara-negara Ini

Kekayaan Majapahit memang tiada tara mulai dari berbagai peninggalan artefaknya yang fungsional, ukiran yang indah, sampai berbagai simbol dengan penuh arti.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait