4. Teori Arab
Teori Arab atau Teori Mekkah dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold bersama Crawfurd, Niemann, dan de Hollander.
Menurut Arnold, Coromandel dan Malabar bukan satu-satunya tempat Islam berasal, tapi juga dari Arab.
Dalam pandangan Arnold, para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8 Masehi.
Pengaruh Islam telah masuk ke nusantara sekitar abad VII, dibawa langsung oleh para pedagang Arab.
Buktinya adalah adanya permukiman Islam pada tahun 674 di Baros.
Uraian tersebut merupakan proses masuknya Islam dalam Teori Arab atau Mekkah.
Teori ini juga disetujui oleh beberapa ahli Indonesia, salah satunya adalah Hamka.
Selain alasan kesamaan mazhab, Hamka melihat bahwa gelar raja-raja Pasai adalah al-Malik, bukan Shah atau Khan seperti yang terjadi di Persia dan India.
Di samping itu, pada abad ke-13 Masehi, ada ulama-ulama Jawi yang mengajarkan tasawuf di Mekkah.
Naguib Al-Attas juga pembela Teori Arab, yang berargumen bahwa sebelum abad ke-17, seluruh literatur keagamaan Islam yang relevan tidak mencatat satu pengarang muslim India.
Dalam Hikayat Raja-raja Pasai yang ditulis setelah 1350 M, disebutkan bahwa Syaikh Ismail datang dari Mekkah melalui Malabar menuju Pasai dan mengislamkan rajanya, Merah Silu, yang kemudian bergelar Malik al-Shalih.
Selain itu, Anthony H. Johns mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia disebarkan oleh para musafir dari Mekkah.
Menurut teori ini, penyebar Islam datang ke nusantara pada abad ke-12 dan 13.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Kerajaan Islam yang Berkuasa Abad ke-16 hingga 18 di Pulau Jawa
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR