Di kamar eksekusi tidak ada orang yang berbicara. Akhirnya, semua keluar. Kedua jenazah dibiarkan dulu tergantung selama sejam.
Begitu kami tiba di kamar tempat kami menginap, makan pagi disajikan. Seorang pengawal mengawasi kami makan. Tak seorang pun berbicara. Selesai sarapan, Wade dan Kirky pergi bersama si pengawal.
"Ada apa?" tanya saya kepada Harry.
"la tidak mau pergi," jawab Harry. "la belum siap. la tidak mau ditelikung, sampai mesti dipaksa. Tenaganya kuat."
Pukul 10.00 kami masuk ke kamar eksekusi untuk menurunkan mayat. Setelah berbenah, Wade menulis laporan. Setelah itu upah kami dibayar setengahnya. Setengah lagi dikirim kemudian. Sebagai asisten saya mendapat 3 guinea, tetapi hari itu saya cuma menerima 1 pon 11 shilling dan 6 pence. Konon di masa yang lalu algojo biasa menghabiskan uangnya untuk minum-minum dan dalam keadaan mabuk mulutnya dipentang untuk bercerita macam-macam. Lantas pihak yang berwajib mengambil kebijaksanaan: upah hanya akan dibayar setengah dulu. Kalau berani buka mulut, setengah lagi tidak akan dibayar!
Salah gantung
Pernahkah ada orang yang mengalami kesalahan digantung? Bulan Maret 1950 Pierrepoint dan saya menggantung seorang pengemudi truk berumur 25 tahun, Timothy John Evans. Namun, kemudian dinyatakan Evans tidak bersalah. Bukan dia yang membunuh istrinya, tetapi tentangganya, Reginald Christie.
Betulkah Evans tidak membunuh? Bulan November 1949 Evans menyerahkan diri karena katanya ia membunuh istri dan anaknya yang berumur 14 bulan. Cuma anehnya, mayat ditemukan bukan di tempat yang ditunjukkannya, tetapi di tempat lain. Evans dituduh membunuh istri dan anaknya, tetapi karena kebiasaan di masa itu, ia cuma boleh diadili membunuh satu orang. Penuntut memutuskan untuk mendakwa Evans sebagai pembunuh anaknya.
Setelah Evans dihukum gantung, muncul bukti-bukti bahwa pembunuh Geraldine Evans adalah Reginald Christie, tetangganya. Jadi, Evans dinyatakan tidak bersalah. Sebetulnya tidak benar kalau Evans bukan pembunuh. Memang betul Geraldine dibunuh oleh Christie, tetapi yang membunuh Ethel, istri Evans, kemungkinan adalah Evans sendiri. Begitu pendapat Hakim Brabin.
Pengawal yang menjaga terpidana mati diajari menjawab pertanyaan-pertanyaan terpidana mati, seperti: "Sakit enggak sih digantung?" "Lama enggak sih matinya?" Jawaban-jawaban yang benar membuat terpidana tenang dan terhibur pada malam-malam panjang yang mencekam. Berulang-ulang terpidana diberi tahu bahwa kematian berjalan cepat dan tidak menyakitkan kalau mereka menghadapinya dengan tenang dan tidak melawan.
Ketika Pierrepoint dan saya bertugas menggantung Piotr Maksimowski yang membunuh pacarnya (istri orang), kami mengira akan mendapat kesulitan. Soalnya, Maksimowski takut digantung. Sebetulnya, ia tidak takut mati. Ia malah mencoba bunuh diri di penjara. Ia minta dihukum tembak, hukuman yang tidak bisa diluluskan.
Ternyata orang Polandia berumur 33 tahun itu sangat membantu kami. la segera bangun begitu kami masuk dan membiarkan tangannya diikat. la berjalan tanpa ayal-ayalan ke kamar eksekusi dan dalam waktu 7,5 detik sudah meninggal.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR