Pembatalan investasi dari perusahaan energi China ini merupakan pukulan besar bagi Putin secara pribadi dan ekonomi Rusia.
Sebab Putin dan Rusia sangat mengandalkan bantuan China dalam mengatasi sanksi Barat.
Diketahui dana keuangan utama Kremlin, yang mendanai perang, berasal dari penjualan bahan bakar fosil.
Beijing telah membantu Rusia untuk memperluas dan mengembangkan sektor energinya dalam beberapa tahun terakhir.
Investor China juga telah membantu mengkatalisasi pengembangan proyek gas alam cair (LNG) di Far North Rusia.
Secara khusus, entitas China memainkan peran kunci dalam membantu Novatek, produsen gas alam independen terbesar di Rusia, mengirimkan Yamal LNG tepat waktu dan sesuai anggaran pada Desember 2017 meskipun ada sanksi Barat.
Pengembangan Yamal LNG mendukung tujuan Moskow untuk mendiversifikasi ekspor gas alam Rusia melalui LNG.
Apa yang terjadi antara Rusia dan China, mungkin ada hubungannya dengan Presiden AS Joe Biden.
Di mana Joe Biden mencoba membujuk Beijing untuk meninggalkan dukungannya untuk Moskow setelah menelpon Presiden Xi Jinping.
"Saya tidak membuat ancaman tetapi saya menjelaskan kepadanya - memastikan dia memahami konsekuensi dari membantu Rusia," kata Biden.
"Saya menunjukkan jumlah perusahaan Amerika dan asing yang meninggalkan Rusia sebagai konsekuensi dari perilaku barbar mereka."
Pemerintahan Biden telah menekan China untuk menahan diri dari mendukung Rusia termasuk dengan membantunya melawan sanksi Barat dan memberikan bantuan militer.
China sendiri tidak mengutuk tindakan Rusia di Ukraina, meskipun telah menyatakan keprihatinan mendalam tentang perang serta tentang sanksi Barat, yang dianggap kontra-produktif dan sepihak.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR