"Kedua belah pihak tahu itu. Negosiasi sengketa Kepulauan Kuril telah lama menjadi formalitas," kata Medvedev, menurut TASS.
Pada tahun 2020, Rusia menyetujui amandemen Konstitusi, yang secara eksplisit melarang transfer wilayah ke negara asing, termasuk wilayah yang disengketakan seperti Kepulauan Kuril.
"Masalah ini benar-benar tertutup," Medvedev menekankan.
Setelah Moskow melancarkan operasi militer di Ukraina, Jepang ingin bersikap keras, bertindak sesuai dengan AS, dan menjatuhkan sanksi pada Rusia, kata Medvedev.
"Pembicaraan damai tidak ada artinya sekarang. Itu bagus," kata Medvedev.
Menurut Medvedev, Rusia ingin lebih fokus pada solusi untuk mengembangkan Kepulauan Kuril, "menghirup kehidupan baru" untuk wilayah ini.
Selama kunjungannya ke Kepulauan Kuril, Medvedv mengatakan bahwa dia telah melihat perubahan yang jelas, ketika lebih banyak infrastruktur, jalan, sekolah, bandara dibangun.
Setelah pembubaran Uni Soviet, Rusia dan Jepang secara bertahap memperbaiki hubungan. Warga negara Jepang dapat mengunjungi Kepulauan Kuril tanpa visa.
Dengan keputusan untuk mengakhiri perundingan, Rusia juga tidak lagi mengizinkan warga Jepang untuk mengunjungi Kepulauan Kuril.
Upaya negosiasi untuk membangun pusat ekonomi Rusia-Jepang di Kepulauan Kuril juga berakhir.
Pada 7 Maret, Rusia menerbitkan daftar negara dan wilayah "tidak bersahabat", termasuk Jepang, karena memberlakukan sanksi dan embargo terhadap Rusia, terkait dengan kampanye militer Rusia di Ukraina.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR