Sistem pertahanan udara atau jet tempur Rusia tampaknya tidak bekerja secara efektif untuk mendukung infanteri menghadapi ancaman.
"Kami tidak melihat koordinasi yang erat antara pasukan darat Rusia dan angkatan udara," kata John Kirby, juru bicara Pentagon.
“Infanteri Rusia terkadang beroperasi tanpa dukungan udara. Ada sesuatu yang tidak biasa di sini.”
Sebaliknya, Ukraina terbukti berhasil mencegah Rusia menggunakan dronenya sendiri untuk memburu sekelompok tentara Ukraina dalam misi penyergapan.
“Rusia juga memiliki banyak drone, yang benar-benar dapat diluncurkan ke medan perang, tetapi itu belum terjadi,” kata Samuel Bendett, seorang ahli militer Rusia di Center for a New American Security, yang berbasis di Washington.
Menurut Bendett, militer Rusia menggunakan drone secara terbatas, mungkin untuk menghindari kemungkinan ditembak jatuh dan meninggalkan teknologi di tangan Barat.
Pada saat konflik pecah, Ukraina memiliki sekitar 20-50 Bayraktar TB2.
Rusia mengklaim telah menembak jatuh puluhan pesawat.
Namun sejauh ini, militer Ukraina masih memposting video model UAV ini yang berhasil menembak jatuh kendaraan militer Rusia.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR