Tak Perlu Banyak Cincong Seperti Zelensky, Putin 'Musnahkan' Sarang Tentara Asing Ukraina Hanya dengan Sekali Hantam, Jumlah Korban Bikin 'Jiper'

May N

Editor

Pasukan militan Republik Rakyat Donetsk (DPR) di kendaraan militer saat berada di desa Nikolaevka, wilayah Donetsk
Pasukan militan Republik Rakyat Donetsk (DPR) di kendaraan militer saat berada di desa Nikolaevka, wilayah Donetsk

Intisari - Online.com -Perang Rusia-Ukraina masih berkecamuk.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kini mengancam tentara bayaran Rusia.

Sebuah video menunjukkan Zelensky memberikan pesan bahwa membunuhnya akan menjadi keputusan terburuk dalam hidup mereka.

"Hidup panjang lebih baik daripada uang yang ditawarkan kepada Anda untuk waktu singkat," kata Zelensky dalam sebuah pesan di video, diunggah di Facebook, Kamis (17/3/2022) malam.

Zelensky selanjutnya mengatakan upaya Rusia merekrut tentara dari negara lain tidak akan membantu Rusia menenangkan perang.

Hal ini karena dia mengklaim pasukan Ukraina masih menguasai sejumlah wilayah.

Rusia diketahui menyewa tentara bayaran yang dikirimkan ke Ukraina dari Suriah, Libya, dan Republik Afrika Tengah, untuk membunuh Volodymyr Zelensky.

"Pemerintah Presiden Vladimir Putin hampir pasti mempertahankan hubungan luas dengan perusahaan Rusia yang menjual layanan pertempuran tentara bayaran, " kata Kemhan Inggris dalam pembaruan intelijen dikutip CNBC International.

Baca Juga: Dibanggakan Setinggi Langit oleh Vladimir Putin, Siapa Sangka Seluruh Pasukan Resimen Elit Rusia Ini Justru Hancur Lebur di Tangan PasukanUkraina, Kekalahan Terburuk Sejak Perang Dunia 2

Baca Juga: Jadikan Ukraina Sebagai Batu Loncatan, Inilah Negara Selanjutnya yang Sangat Ingin Digempur Vladimir Putin, 'Perang Baru Saja Dimulai!'

Pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) juga sudah mengatakan akan tentara bayaran ini, termasuk bahwa tentara bayaran akan ditempatkan membantu pelaksanaan perang di wilayah perkotaan, termasuk ibu kota Ukraina, Kyiv.

Langkah ini disebut-sebut juga dilakukan karena kekalahan besar pasukan Rusia dalam serangannya.

NBC melaporkan militer Moskow terluka secara psikologis lantaran banyaknya jumlah pasukan yang tewas, sampai 11 ribu seperti diklaim Ukraina.

Washington Examiner mendapatkan laporan bahwa tentara bayaran akan digaji USD 200 sampai USD 300 (Rp 2,8 juta sampai Rp 4,3 juta) per enam bulan, yang mana infonya didapatkan dari media Suriah.

Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington mengatakan tentara bayaran asal Republik Afrika Tengah biasanya dibayar dengan mineral, hak mengekstraksi emas, uranium, serta berlian.

Kekontrasan Putin dan Zelensky

Tak seperti Zelensky yang mengancam pasukan tentara bayaran Rusia, Vladimir Putin dengan mudah langsung melaksanakan apa yang ia niatkan.

Rusia telah berulang kali memperingatkan negara-negara asing untuk melarang warga mereka pergi ke Ukraina agar tidak terlibat dalam ketegangan yang terjadi.

Baca Juga: Gawat! Perang Rusia dan Ukraina Belum Kelar, Mendadak Terdengar Suara Tembakan dari Roket Korea Utara,Benarkah Kim Jong-Un SedangUji Coba Nuklir?

Baca Juga: Kementerian Pertahanan Rusia: Ukraina Membunuh Lebih Banyak Orang Daripada Kami di Mariupol, Sementara Ini 'Pilihan' Manipulatif yang Diberikan Rusia Kepada Mariupol

Rusia juga menekankan bahwa siapapun yang menembaki pasukan Rusia selama operasi khusus akan jadi target Rusia selanjutnya.

Melansir Sputnik News, mengutip pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, rudal tepat sasaran dipakai untuk menyerang sebuah pangkalan militer Ukraina di Ovruch, di wilayah Zhitomir.

"Rudal serangan udara tepat sasaran menyerang pusat pelatihan untuk pasukan operasi khusus militer Ukraina, di mana tentara bayaran asing ditempatkan, di dekat Ovruch di wilayah Zhitomir," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov pada Senin, mencatat bahwa lebih dari 100 tentara dan tentara bayaran terbunuh.

Di waktu yang sama, ia mencatat bahwa militer Rusia menghapus obyek militer lain dengan jumlah yang besar.

“Lokakarya di pabrik perbaikan Nizhyn yang digunakan untuk perbaikan kendaraan lapis baja Ukraina yang rusak dalam operasi tempur dihancurkan dengan rudal jelajah Kalibr berbasis laut yang diluncurkan dari perairan Laut Hitam”, katanya, menambahkan bahwa rudal hipersonik Kinzhal diluncurkan dari wilayah udara atas Krimea juga telah menghancurkan pangkalan besar Ukraina untuk menyimpan bahan bakar dan pelumas di wilayah Nikolaev.

Ini adalah serangan besar kedua oleh militer Rusia yang menargetkan tentara bayaran asing di Ukraina: seminggu yang lalu, hingga 180 tentara bayaran asing tewas dalam serangan presisi terhadap pusat pelatihan Ukraina yang terletak di kompleks militer Yavorovsky dan dekat pemukiman Starichi.

Sementara itu, pasukan Rusia, serta milisi DPR dan LPR, terus maju di Donbass, memperketat pengepungan di sekitar kaum radikal Ukraina yang tersisa di Mariupol dan mengambil kendali atas banyak pemukiman.

Menurut Kementerian Pertahanan, sejak awal operasi khusus di Ukraina, pasukan Rusia telah menghancurkan sekitar 1.500 tank, lebih dari 1.200 kendaraan militer, dan lebih dari 200 drone angkatan bersenjata Ukraina.

Baca Juga: Pantas Saja Ukraina Sampai Repot-Repot Pasang Jebakan di Laut Seperti Ini, Rupanya Serangan Rusia Dari Laut Disebut-Sebut Merepotkan, Ukraina Sampai Minta Bantuan Negara Ini

Baca Juga: Membawa Hulu Ledak Nuklir, Rupanya Rusia Sudah Tembakkan Rudal Berbahaya Ini ke Ukraina, Dilapokan 100 Tentara Tewas Seketika Sekali Tembak, Ini Kengerian Senjata Ini

Rusia meluncurkan operasi khusus di Ukraina pada 24 Februari, untuk menghentikan kampanye selama delapan tahun yang dilakukan oleh Kiev di Donbass.

Presiden Vladimir Putin menekankan bahwa mulai menyelamatkan orang-orang Donbass dari genosida, dan menambahkan bahwa tujuan Rusia adalah demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Baca Juga: Sampai Dibahas Khusus oleh Media Asing, Terungkap Alasan Masyarakat Indonesia Banyak yang Pro-Rusia, Hasil Penelitian 2 Tahun Silam Ini Dianggap Jadi 'Petunjuk' Kuat

Baca Juga: Berasa Paling Berkuasa Sampai Seenak Jidat Tahan Aset Miliarder Rusia, Amerika Bersiap Kena Karma, Disingkirkan Tetangga Indonesia Ini Sebagai Tujuan Pebisnis Seantero Bumi

Artikel Terkait