Penulis
Intisari-Online.com - Lebih dari 100.000 tentara Rusia yang berbaris di perbatasan Ukraina diberi lampu hijau oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Selama empat minggu terakhir, rudal telah menghujani kota-kota di seluruh Ukraina.
Bahkan ledakan terlihat di banyak kota besar negara itu.
Meski begitu, Ukraina berhasil mempertahankan beberapa kota di Ukraina, termasuk ibu kota Ukraina, Kyive.
Tetapi perang telah membuat jutaan orang Ukraina melarikan diri karena takut akan rezim Putin.
Beruntungnya beberapa negara Eropa lainnya mau membukakan pintu untuk menampung para pengungsi.
Kini, ada dugaan Ukraina bukanlah satu-satunya target rezim Putin.
Nile Gardiner, pakar kebijakan luar negeri dan mantan ajudan Margaret Thatcher, yakin Putin akan menargetkan negara-negara Baltik jika invasi Rusia ke Ukraina terbukti berhasil.
"Ukraina adalah ujian bagi perang ekspansi lebih lanjut," kata Gardiner seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (21/3/2022).
"Jika Putin berhasil di Ukraina, dia akan mengarahkan pandangannya ke negara-negara Baltik berikutnya."
"Lituania akan menjadi target utama langsung."
"Kita harus siap menghadapi langkah militer Rusia melawan Baltik dalam waktu dekat."
Namun negara-negara Baltik bukanlah target jangka panjang Rusia.
Dia menyakinitarget jangka panjang Putin bisa jadi adalah Eropa dan memperingatkan benua itu.
"Ini hanyalah awal dari rencana permainannya untuk Eropa," tegasnya.
"Rusia mungkin ingin menaklukkan sebagian besar Eropa dan kami harus menghentikan mereka."
Gardiner memilih Inggris sebagai satu-satunya negara yang dapat memimpin serangan terhadap Rusia.
Tetapi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan negara itu mungkin harus menggandakan pengeluaran pertahanannya saat ini untuk dapat bersaing denganRusia di Eropa.
Inggris telah dipuji secara luas atas tanggapan militernya selama serangan Rusia.
Di mana mereka memberikan dukungannya kepada Ukraina dengan mengirimkannya rudal anti-tank, senjata pertahanan, dan amunisi.
Bahkan BorisJohnson telah berjanji kepada Presiden Ukraina Zelensky untuk menyediakan lebih banyak peralatan militer ke Kyiv.