Penulis
Intisari-Online.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Rusia dan China adalah dua negara sekutu.
Baik Rusia dan China juga dikenal musuh Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
Namun terkait perang Rusia dan Ukraina, rupanya China punya tujuan lain.
Bukannya membantu Rusia menyerang Ukraina dan Barat, China malah ingin menjadikan Rusia sebagai 'koloni China'.
Hal itu disampaikan olehHarry Kazianis, pakar kebijakan luar negeri AS dan masalah keamanan nasional yang melibatkan China.
Apa maksudnya?
Dilansir dariExpress.co.uk pada Minggu (20/3/2022), ketika perang Rusia dan Ukraina terjadi, Rusia mendapat sanksi ekonomi dari berbagai negara. Termasuk dari AS.
Sanksi ekonomi itu langsung membuat perekonomian Rusia jatuh ke titik terendah.
Banyak menyebut, mata uang sudah tidak berguna lagi di Rusia.
Ketikasanksi yang dijatuhkan pada negara oleh Baratberhasil melumpuhkan ekonomi Rusia,maka berarti Putin akan dipaksa untuk menjual aset Rusia.
Salah satunya menjualnya keChina.
Pakar, yang merupakan analis di Pusat Kepentingan Nasional thinktank AS, membandingkan situasi saat ini dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Dia menjelaskan bahwa China sebelumnya membeli sebanyak yang mereka bisa dari reruntuhan Uni Soviet.
Dan sepertinya jejak ini akan kembali dilakukan Presiden China Xi Jinping.
Xi Jinping bisa saja menggunakankerentanan ekonomoi Rusia untuk memperoleh teknologi senjata Moskow.
Tujuannya sudah jelas untuk meningkatkan status mereka sendiri di panggung dunia militer.
"Bahkan jika Putin menarik semua pasukannya keluar dari Ukraina hari ini, sanksi tidak akan mungkin langsung dicabut," tuturHarry Kazianis.
"Jika dia mau Rusia bertahan, maka dia harus menjadi koloni China pada saat ini."
"Itulah satu-satunya cara dia mendapatkan dukungan finansial yang dia butuhkan untuk bertahan hidup."
"Saya pikir orang China juga akan senang untuk mendapatkan pijakan sebanyak mungkin di Rusia."
"Mereka pernah melakukannya ketikaUni Soviet runtuh, dan itulah mengapa China menjadi negara adidaya seperti sekarang ini."
"Mereka membeli sebanyak mungkin dari sisa Uni Soviet dan sekarang AS dan sekutunya menghadapi militer China yang telah mengambil semua peralatan Soviet terbaik dan meningkatkannya.
Kini, semua bergantung seberapa jauh perang berlangsung.