Penulis
Intisari-Online.com -Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkanserangan Rusia ke Ukraina.
BahkanPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan Rusia ke Ukrainahanya akan dalam beberapa hari saja.
Alasannya karena Rusia merupakan salah satu negara militer terkuat di dunia.
Hanya Amerika Serikat (AS) yang berada di atas Rusia jika bicara soal militer.
Namun hampir 2 minggu perang Rusia dan Ukraina terjadi, siapa sangka militer Ukraina mampu mengimbangi kekuatan militer Rusia.
Tak hanya itu, pasukan Ukraina mampumenjatuhkan lebih dari 10 pesawat Rusia dalam sehari.
Dilansir dari express.co.uk pada Kamis (17/3/2022), pihak berwenang mengatakan pilot pesawat tempur Ukraina melanjutkan pertahanan sengit mereka di langit Ukraina.
Komando Angkatan Udara Angkatan Bersenjata UA mengatakan: "Ada aplikasi - peluncuran peluru kendali, kami akan mengklarifikasi dan memeriksa apakah target terkena."
Segera setelah pengumuman itu, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa SU-25 dihancurkan.
Sementara SU-35 juga ditembak jatuh.
Kejadian initerjadi di langit tepat di atas wilayah Kyiv.
Apa yang dilakukan pasukan Ukraina adalah bentuk kemarahannya atas sikap Rusia baru-baru ini.
Sebelumnya, pasukan Putin mengebom sebuah teater di Mariupol tempat ratusan warga Ukraina, termasuk anak-anak berlindung.
Insiden itu telah dikutuk oleh Ukraina sebagai kejahatan perang.
Setelah pengeboman, bagian tengah bangunan runtuh dan puing-puing menghalangi pintu masuk ke tempat perlindungan bom.
Membuta ratusan orang di dalamnya terjebak.
Para pejabat mengatakan tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak orang yang tewas dan terluka dalam serangan itu.
Ini karena Rusia terus-menerus menembaki orang-orang di sekitar area.
Sehingga penyelamat tidak dapat menjangkau mereka yang berada di puing-puing.
Dalam sebuah pernyataan, dewan kota mengatakan: “Tidak mungkin untuk memperkirakan skala tindakan mengerikan dan tidak manusiawi ini."
“Tampaknya bagian utama Teater Drama telah dihancurkan dan puing-puingnya menghalangi pintu masuk ke tempat perlindungan bom di bawahnya.”