Intisari-Online.com - Alex Konanykhin meninggalkan Rusia pada tahun 1992.
Tujuh tahun kemudian, Alex Konanykhinmenjadi warga negara Rusia pertama yang diberikan suaka politik di Amerika Serikat (AS) dari Rusia pasca Uni Soviet.
Namun awal bulan ini, pengusaha ini mengumumkan hal mengejutkan melalui media sosial.
Dilansir dari Express.co.uk pada Rabu (16/3/2022), dia menawarkan hadiah 1 juta Dollar AS (Rp14,3 miliar) untuk penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia mengatakan motifnya melakukan ini adalah karena dia tidak ingin dibingungkan oleh sebagian besar orang Rusia yang secara aktif mendukung atau diam-diam terlibat dalam perang Putin melawan Ukraina.
Tidak heran, unggahanmedia sosial Konanykhin menerima jutaan suka dan perhatian media yang besar.
Konanykhin mengatakan bahwa jelas bahwa perang sudah menjadi "bencana".
Dan menurutnya Presiden Putin sudah kalah dalam berperang.
Dia menambahkan bahwa jikaPresiden Putin secara ajaibberhasilmerebut Kyiv atauberhasil membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, hal itu tidak akan membantunya mencapai tujuannya.
Alasannya karenapatriotik Ukraina tidak akan menyerah berperang hanya karena kehilangan presiden atau ibu kota.
Mereka akan terus membunuh pasukan Rusia. Inilah yang membuatnya yakin bahwa perang tidak akan bisa dimenangkan Rusia.
“Saya melihat skenario yang tersedia dan saya tidak melihat skenario yang baik untuk Putin," lanjutKonanykhin.
"Dia tidak bisa menurunkan eskalasi. Menurunkan eskalasi berarti mengakui kekalahannya."
"Sementara mengakui kekalahannya adalah kelemahan," tuturnya.
“Itu akan menempatkannya dalam bahaya besar di dalam negeri."
"Jika diaterlihat sebagai pecundang, alih-alih seorang pemimpin yang menentukan yang membuat dunia gemetar, dia cenderung kehilangan kekuasaan.”
Konanykhin pun menggambarkan Putin sebagai orang yang "pengecut".
Dia menambahkan bahwa satu-satunya pilihan lain bagi Putin adalah meningkatkan agresinya.
Tetapi dia tidak bisa lagi memasukkan lebih banyak pasukan di Ukraina karena dia sudah menggunakan hampir seluruh pasukannya.
Konanykhin juga mencatat bahwa tidak akan ada mobilisasi umum di Rusia karena Putin menyangkal bahwa ada perang.
Rusia juga memberikan hukuman hingga 15 tahun penjarajika ada yang beranimenyebarkan apa yangterjadi di Ukraina.
Sebab mereka menyebut tentang apa yang terjadi di Ukraina adalah berita "palsu"
“Satu-satunya pilihan Putin adalah mempercepatnya menjadi perang nuklir dengan mulai menggunakan senjata nuklir taktis," tutupnya.
Tapi jika Putin menjadi orang yang pertama yang menggunakan nuklir, maka dia bisa menjadi target negara lainnya.