Intisari-Online.com - Di tengah panasnya perang Rusia dan Ukraina, negara-negara NATO telah menolak seruang Ukraina.
Hal ini terkait Ukraina yang inginmemberlakukan zona larangan terbang.
Tujuannya gunamenghentikanpesawat tempur Rusiamelakukan misi dan membuatperangRusia dan Ukrainasegera berakhir.
Alasan lain adalah agar ini bisa memicu Perang Dunia 3 atau mencegah perang ini berakhir menjadi perang nuklir.
Ya, perang nuklir menjadi salah satu hal yang ditakutkan dari perang antara Rusia dan Ukraina.
Mengingat Rusia menjadi negara dengan senjata nuklir terbanyak di dunia. Bahkan melebihi Amerika Serikat (AS).
Nah, di tengah ketakutan itu, orang-orang AS malah membelitablet potasium iodida atautablet IOSAT.
Ini adalah sejenis pil yang dapat menangkal efek keracunan radiasi.
Sanking banyaknya orang yang membelinya, produsen di AS mengkonfirmasi persediaan pil ini sudah habis.
Saat ini, tablet IOSAT yang dibuat oleh Anbex, terjual habis. Biasanya tablet ini dijual seharga 13,99 Dollar AS (Rp200.333) lewat website.
Namun karena oermintaan yang melonjak, maka harganya menjadi naik.
Di mana kini harganya menjadi 149 Dollar AS (Rp2,1 juta) di eBay.
Pada hari Senin, empat kotak tablet potasium iodida Thyrosafe dijual seharga 132,50 Dollar AS (Rp1,8 juta).
Daftar lain menunjukkan sekotak pil IOSAT 130 mg seharga 89,95 Dollar AS (Rp1,2 juta)masing-masing.
Situs web perusahaan yang berbasis di New York, Anbex, Inc., pemasok terkemuka, saat ini menyatakan bahwa mereka kehabisan stok tablet kalium iodida IOSAT 130mg dan 65mg.
Dia menambahkan bahwa pesanan mulai menumpuk pada pertengahan Februari, dengan pembeli mulai dari individu dan pengecer hingga rumah sakit, kota, dan pemerintah.
"Perjalanan besar dimulai pada 23 Februari hingga 28 Februari. Kami menjual semua inventaris yang kami miliki," tambah Jones.
Dia melihat lonjakan pembelian terjadi ketika ada laporan tentang unit Rusia yang mengambil kendali pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl Ukraina.
Sikap AS itu pun direspon oleh pihak Rusia.
Sebab Kremlin sudah berulang kali memastikan bahwabahwa tujuannya hanya untuk menargetkan infrastruktur militer.
Tidak ada rencana untuk menduduki negara tetangga. Apalagi memicu perang nuklir.
Dilansir darisputniknews.com pada Selasa (15/3/2022), Rusia bahkan menawarkan klarifikasi lengkap mengenai situasi dengan Chernobyl.
Menurut Wakil Menteri Pertahanan Rusia Nikolai Pankov, kaum nasionalis Ukraina telah melakukan provokasi berbahaya, menyerang fasilitas jaringan listrik yang menyediakan listrik ke PLTN Chernobyl.
Tetapi para ahli Rusia mengambil tindakan segera untuk beralih ke sumber daya generator diesel cadangan.
Selanjutnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa pernyataan yang datang dari Kiev yang mengklaim bahwa ada ancaman keselamatan dari radiasi yang ditimbulkan oleh PLTN Chernobyl setelah diambil di bawah kendali pasukan Rusia sama sekali tidak benar.
Lebih lanjut, Rusia telah memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa pengelolaan dan pengoperasian Chernobyl, serta PLTN Zaporozhskaya, sedang dilakukan oleh personel Ukraina.
Tetapi sekelompok pakar Rusia juga memberikan bantuan.