Invasi Rusia ke Ukraina Rupanya Dipuji Setinggi Langit Oleh Militan ISIS, Namun Kelompok Ekstrem Itu Ogah Dukung Rusia Gara-gara Hal Ini

May N

Penulis

Kondisi Ukraina setelah diserang Rusia
Kondisi Ukraina setelah diserang Rusia

Intisari - Online.com -ISIS telah memuji invasi Rusia ke Ukraina dan menyebutnya "hukuman Tuhan" untuk Barat.

Namun ISIS menolak memilih pihak antara dua "negara penghancur".

Kelompok jihad itu juga telah memprediksi bahwa "perang besar" akan datang, berharap bahwa konflik di dunia Barat akan merusak untuk "musuh Islam".

Pernyataan dibuat dalam sebuah artikel dari surat kabar al-Naba, publikasi mingguan yang dimulai sejak 2014.

Tertulis: "Apa yang terjadi sekarang, perang langsung antara tentara salib Ortodoks Rusia dan Ukraina, adalah salah satu contoh hukuman Tuhan untuk mereka, seperti digambarkan di Quran.

"Apakah panjang atau pendek, perang Rusia-Ukraina ini hanyalah awal dari perang berikutnya antara negara-negara Tentara Salib, dan gambaran kehancuran dan kematian yang kita lihat hanyalah adegan kecil dari situasi di mana perang besar dimulai.

"Pejuang salib melawan tentara salib masih dalam masa pertumbuhan, jadi, ya Tuhan, abadikan perang mereka dan hancurkan hati mereka."

Kelompok teroris itu juga mengatakan akan ada "konsekuensi besar" dari konflik tersebut, melansir Daily Star.

Baca Juga: Dunia Sempat Lega Pasokan Gas dan Energi Rusia Diganti Iran, Ternyata Pasokan Iran Dikabarkan Tak Siap Penuhi Kebutuhan Dunia, Ini Sebabnya

Baca Juga: Dibongkar oleh Mata-mata CIA, Terungkap Sudah Rencana Rusia Gunakan Senjata Nuklir, Ternyata Negeri Tirai Besi Cuma Akan Gunakan Nuklir Jika Kondisinya Begini

Mereka melanjutkan: "Kondisi meningkatnya persaingan antara Amerika dan Rusia untuk menguasai negara-negara Eropa Timur, terutama setelah kebijakan 'dukungan dan penahanan' yang ditempuh Amerika."

Tidak mengherankan bahwa ISIS tidak memihak dalam konflik Rusia-Ukraina - malah berharap bahwa itu sama-sama menjadi bencana bagi semua yang terlibat.

Ukraina adalah salah satu negara yang menandatangani Koalisi Global untuk mengalahkan ISIS, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy adalah orang Yahudi.

Vladimir Putin memihak Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan kelompok itu menyusul intervensi Rusia di sana dari tahun 2015.

ISIS juga tidak akan menawarkan dukungan untuk pasukan Islam dari Chechnya yang berperang di pihak Rusia, menggambarkan mereka sebagai "milisi murtad" karena kesediaan mereka untuk melakukannya.

Oleh karena itu, para Jihadis selanjutnya menggambarkan perang tersebut sebagai "hukuman lucu... atas mereka karena ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa".

Baca Juga: NATO Ogah Ikut Campur Sampai Amerika Sendiri Sampai Ogah Kirim Jet Tempur Kiriman Polandia ke Ukraina, Ternyata Ini Alasan Mereka Tidak Mau Ikut Campur Perang Rusia-Ukraina

Baca Juga: Seisi Eropa Terancam Bencana Besar! Tanpa Rusia Tekan Tombol Nuklirnya 'Bencana Nuklir' Diprediksi Bisa Terjadi di Eropa, Tindakan Ceroboh Rusia Ini Disebut Jadi Pemicunya

Artikel Terkait