Intisari-online.com - Perang antara Rusia dengan Ukraina masih terus berlanjut, dan hingga kini belum menunjukkan penurunan.
Sebelumnya dunia sangat ketakutan jika Rusia menggunakan senjata nuklir untuk menggempur Ukraina.
Namun, hingga kini belum terlihat ada tanda-tanda senjata nuklir akan digunakan Rusia dalam perang tersebut.
Justru pengamat mengatakan perang nuklir oleh Rusia bisa saja terjadi dengan negara Asia ini.
Melansir Daily Star, Seorang ahli militer Rusia telah mengklaim bahwa Jepang akan memantau invasi mereka ke Ukraina.
Lalu, memutuskan apakah akan merebut Kepulauan Kuril yang disengketakan sebuah keputusan yang dia klaim dapat mengakibatkan perang nuklir
Menurut pakar militer Rusia, mengatakan obsesi Jepang atas pulau Kuril yang disengketakan.
Bisa menjadi pemicu perang nuklir terjadi.
Rusia dan Jepang telah lama berdebat tentang kedaulatan pulau-pulau terpencil.
Sementara, Sergei Marzhetsky percaya bahwa Jepang mungkin mengamati bagaimana Rusia muncul dari invasinya ke Ukraina untuk melihat apakah ia dapat 'membangun kendali'.
Berbicara kepada surat kabar Rusia Pravda, Marzhetsky berpendapat bahwa Jepang mungkin mencoba untuk merebut Kepulauan Kuril sementara Rusia disibukkan dengan invasi berdarah.
Karena mayoritas kontingen militer Rusia terletak di Ukraina dan di perbatasan.
Marzhetskykhawatir bahwa Jepang akan menyerbu untuk mengklaim pulau-pulau yang selalu mereka miliki secara historis.
Berbicara tentang masalah ini sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida selalu teguh pada kepemilikan Jepang atas pulau-pulau tersebut.
Dia mengatakan, "Mereka adalah 'wilayah inheren Jepang' serta 'wilayah di mana Jepang memiliki kedaulatan."
"Dalam kedua kasus, itu adalah masalah yang harus ditangani oleh pemerintah," katanya.
"Wilayah Utara adalah milik Jepang. Mereka adalah wilayah di mana Jepang memiliki kedaulatan," jelasnya.
Dengan dingin, Marzhetsky berpendapat bahwa jika itu terjadi, hanya serangan nuklir yang dapat mencegah Jepang 'merebut' pulau-pulau itu.
Saat ini, ada empat pulau yang diperebutkan kedua negara, Pulau Etorofu, Pulau Kunashiri, Pulau Shikotan, dan Kepulauan Habomai.
Argumen tersebut berasal dari akhir Perang Dunia Kedua ketika Perjanjian Perdamaian San Fransico 1951.
Isinya menyatakan bahwa Jepang harus menyerahkan "semua hak, kepemilikan, dan klaim atas Kepulauan Kuril."
Rusia kemudian mempertaruhkan klaim atas pulau-pulau yang tidak pernah diakui dalam perjanjian yang sama.