Penulis
Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, operasi militernya di Ukraina bisa disetop asalkan Kyiv berhenti melawan dan memenuhi tuntutan Moskwa.
Hal tersebut disampaikan Putin ketika berbicara via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Layanan pers Kremlin, dilansir media RusiaTASS,Minggu (6/3/2022), melaporkan pembicaraan kedua pemimpin tersebut.
“Vladimir Putin menginformasikan tentang kemajuan operasi militer khusus untuk melindungi Donbass, menyampaikan pendekatan dan penilaian utama dalam konteks ini, menjelaskan secara rinci tujuan dan tugas yang ditetapkan,” kata Kremlin.
“Ditekankan bahwa operasi khusus berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai jadwal,” sambung Kremlin, sebagaimana dilansirTASS.
Selama percakapan, pemimpin Rusia itu mengonfirmasi kesiapan pihak Rusia untuk berdialog dengan pihak berwenang Ukraina dan mitra asing untuk menyelesaikan konflik.
Sementara perang masih berkecamuk, sudah berhari-hari Oleksandra dan empat anjingnya berlindung di ruang bawah tanah apartemennya di Kharkiv sejak Rusia melancarkan gempuran artileri.
"Saat saya mendengar beberapa ledakan pertama, saya lari keluar rumah untuk menjemput anjing-anjing saya di kandang," sebagaimana kutipan Kompas.com melansir BBC.
"Orang-orang panik, meninggalkan mobil mereka. Saya begitu takut kala itu," papar Oleksandra.
Perempuan berusia 25 tahun itu berbincang secara rutin dengan ibunya yang tinggal di Moskwa.
Namun, selama mengobrol dan bahkan setelah mengirim sejumlah video dari kotanya yang hancur dibombardir, Oleksandra tidak bisa meyakinkan sang ibu bahwa dirinya dalam keadaan bahaya.
"Saya tidak ingin membuat orang tua saya takut, namun saya mulai memberitahu mereka secara langsung bahwa sejumlah warga sipil dan anak-anak dalam keadaan sekarat," katanya.
"Walau mereka mengkhawatirkan saya, mereka masih berkeras kondisi itu mungkin hanya kecelakaan, bahwa tentara Rusia tidak akan menyasar warga sipil dan justru tentara Ukraina yang membunuh warganya sendiri," lanjut Oleksandra.
Adalah hal yang lumrah bagi warga Ukraina memiliki keluarga di Rusia.
Tapi bagi sebagian di antara mereka, seperti Oleksandra, kerabat di Rusia punya pemahaman bertolak belakang mengenai konflik di Ukraina.
Oleksandra meyakini hal ini terjadi karena kerabatnya di Rusia diberikan informasi oleh media Rusia yang dikendalikan secara ketat oleh pemerintahan Vladimir Putin.
Menurut Oleksandra, ibunya hanya mengulang narasi yang dia dengar dari saluran-saluran berita media pemerintah Rusia.
"Saya sangat takut ketika ibu benar-benar mengutip keterangan dari TV Rusia."
"Mereka hanya mencuci otak masyarakat dan masyarakat mempercayainya," kata Oleksandra.
"Orang tua saya paham bahwa ada aksi militer yang terjadi di sini. Tapi mereka bilang: 'Tentara Rusia datang untuk membebaskan kamu. Mereka tidak akan merusak apapun, mereka tidak akan menyentuhmu. Mereka hanya menargetkan pangkalan-pangkalan militer'."
(*)