Tahun berikutnya ia mengesahkan Undang-Undang Supremasi yang menyatakan Raja sebagai Kepala Tertinggi Gereja Inggris.
Peristiwa yang dianggap sebagai tonggak dalam sejarah Inggris, karena menyebabkan Reformasi Inggris, dimana Gereja Inggris memisahkan diri dari otoritas Paus dan Gereja Katolik Roma.
Peristiwa itu akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi Reformasi Protestan Eropa.
Henry berhasil membatalkan pernikahannya dengan Catherine dan menikahi Anne Boleyn yang sudah hamil.
Sementara Catherine, bahkan sebelum pembatalan pernikahannya, telah diasingkan dari istana dan dikirim untuk tinggal di kastil The More.
Pada 1535, dia dipindahkan ke Kastil Kimbolton di Cambridgeshire. Dia juga dilarang untuk melihat putri semata wayangnya, Mary.
Baik Catherine dan putrinya ditawari tempat tinggal yang lebih baik dan izin untuk bertemu satu sama lain jika mereka mau mengakui Anne Boleyn sebagai ratu baru, tetapi mereka menolak.
Catherine mengurung dirinya di satu ruangan dan sering berpuasa. Dia meninggal di kastil pada 7 Januari 1536 pada usia 50 tahun.
Hidupnya berakhir tragis, tetapi nantinya, putrinya Mary akan memerintah Inggris selama lebih dari lima tahun dari tahun 1553 hingga 1558 sebagai Ratu Mary I dari Inggris.
Sementara nasib Anne Boleyn tak kalah tragis dibanding Catherine. Ia juga dikhianati Raja Henry VIII dan disingkirkan demi wanita lain.
Baca Juga: Arti Penting Serangan Umum 1 Maret 1949, Berpengaruh pada Perjuangan Bangsa Indonesia Ini
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR