Libatkan 2 Kelompok Pembunuh, Ukraina Klaim Gagalkan Rencana Penghabisan Nyawa terhadap Presidennya Volodymyr Zelensky

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Zelensky berjabat tangan dengan tentara Ukraina
Zelensky berjabat tangan dengan tentara Ukraina

Intisari-Online.com -Perwira intelijen Rusia yang menentang invasi ke Ukraina diberitakan telahmemberi tahu pejabat di Kyiv mengenai penggagalan rencana pembunuhanterhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan di Telegram bahwa rencana pembunuhan itu melibatkan 2kelompok pembunuh dari Chechnya.

"Kami meyadarioperasi khususKadyrovites untuk melenyapkan presiden kami,"kata Danilov sebagaimana diwartakan Neewsweek, Rabu (2/3/2022).

Danilov mengatakan bahwa orang-orang Chechnyadibagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompokdiserang di Gostomel, utara ibukota Kyiv dan yang lainnya "dihilangkan."

"Unit pasukan Kadyrov, yang datang untuk membunuh Presiden kita, telah dimusnahkan," kata Danilov kepada Ukraina 24 TV.

"Kami tidak akan memberikan Presiden atau negara kami kepada siapa pun. Ini tanah kami, pergi dari sini."

Zelensky mengatakan bahwa dia dan keluarganya adalah dua target utama Kremlin sejak invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu.

Baca Juga: Bersikap Netral Tanggapi Konflik Rusia-Ukraina, Sebenarnya Begini Hubungan Indonesia dengan Rusia dan Pandangan Orang Rusia terhadap Indonesia

Baca Juga: Kalah Telak Jika Langsung Serang Rusia, Ukraina Malah Sebut Siap Menggempur Negara Kecil Sekutu Rusia Ini, Apa Alasannya?

Sementara Rusia enggan mengungkapkan korbannya selama perang, Kadyrov mengatakan pada hari Selasa bahwa orang-orang Chechnya telah tewas selama konflik.

Dalam sebuah posting Telegram, dia mengatakan bahwa "sayangnya, sudah ada kerugian di antara penduduk asli Republik Chechnya. Dua meninggal, enam lainnya terluka dalam berbagai tingkat."

Meskipun loyalis Putin, Kadyrov menulis di Telegram pada hari Minggu bahwa taktik di Ukraina "terlalu lambat," "tidak efektif" dan meminta presiden Rusia untuk memberikan perintah yang lebih keras.

Dia mengatakan perlu ada "koordinasi penuh tindakan militer, penyelarasan kekuatan yang kompeten dan serangan yang menentukan. Semuanya!"

Kadyrov adalah penguasa otoriter Chechnya, dan dituduh oleh kelompok hak asasiHuman Rights Watch telah melakukan praktikpenyiksaan, penghilangan paksa, dan pembunuhan di luar proses hukum.

Kehadiran tentara Chechnya diUkraina dapat mengubah perhitungan perang, menurut analis militer CNA Michael Kofman.

"Banyak tentara Rusia masih muda, mereka tidak mengerti mengapa mereka berperang."

"Moralitas mereka rendah dan sebenarnya tidak tertarik untuk menyerang Ukraina,"kata Kofman kepada podcast War on the Rocks pada hari Minggu.

Baca Juga: Kalah Telak Jika Langsung Serang Rusia, Ukraina Malah Sebut Siap Menggempur Negara Kecil Sekutu Rusia Ini, Apa Alasannya?

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Ukraina Kini Harus Menerima Kenyataan Pahit, NATO yang Seharusnya Jadi 'Malaikat Penolongnya', Malah Berikan Kabar Buruk Ini

Lebih jauh, ia juga mengatakan bahwa banyak"tentara muda Rusia tidak akan menembaki orang Ukraina."

Namun, dia mengatakan para pejuang Chechnya adalah "sebuah cerita yang sangat berbeda" karena mereka adalahpejuang yang "dibawa untuk terlibat dalam kekejaman perang kota."

"Ini adalah orang-orang yang akan berperang dan tidakpunya kepedulian," katanya.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Ukraina Kini Harus Menerima Kenyataan Pahit, NATO yang Seharusnya Jadi 'Malaikat Penolongnya', Malah Berikan Kabar Buruk Ini

Baca Juga: Sanggup Bikin Eropa Terbelah dan Membeku Kedinginan, Inilah Senjata Tak Terlihat Rusia yang Bakal Bikin Rakyat Benua Biru Merana, Pernah Dipakai 1 Dekade Lalu

(*)

Artikel Terkait