Find Us On Social Media :

Bersikap Netral Tanggapi Konflik Rusia-Ukraina, Sebenarnya Begini Hubungan Indonesia dengan Rusia dan Pandangan Orang Rusia terhadap Indonesia

By Tatik Ariyani, Rabu, 2 Maret 2022 | 16:45 WIB

(ILUSTRASI) Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, di sela-sela KTT APEC, di Beijing, Senin (10/11/2015).

Intisari-Online.com - Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Pemerintah Indonesia merilis pernyataan resmi mengenai serangan militer Rusia terhadap Ukraina.

Dilansir dari laman Kemlu, kemlu.go.id, Jumat (25/2/2022), pemerintah Indonesia menyampaikan lima poin pernyataan terkait serangan militer di Ukraina sebagai berikut:

1. Penghormatan terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional, termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah dan kedaulatan, penting untuk terus dijalankan.

2. Oleh karenanya, serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima. Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia.

3. Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi.

4. Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi.

5. Pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri, telah mempersiapkan rencana evakuasi WNI. Keselamatan WNI selalu menjadi prioritas pemerintah.

Terlepas dari sikap netralnya terhadap konflik Rusia-Ukraina, Indonesia juga punya hubungan dengan Rusia.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Ukraina Kini Harus Menerima Kenyataan Pahit, NATO yang Seharusnya Jadi 'Malaikat Penolongnya', Malah Berikan Kabar Buruk Ini

Baca Juga: Sanggup Bikin Eropa Terbelah dan Membeku Kedinginan, Inilah Senjata Tak Terlihat Rusia yang Bakal Bikin Rakyat Benua Biru Merana, Pernah Dipakai 1 Dekade Lalu

Dalam Forum Konsultasi Bilateral Indonesia-Rusia ke-4 yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri pada 3 Maret 2021 lalu, Indonesia dan Rusia sepakat untuk menghilangkan hambatan perdagangan untuk mencapai target volume perdagangan yang diharapkan kedua negara, yakni sebesar USD 5 miliar (sekitar Rp71,67 triliun)

Dalam forum itu, Indonesia juga menekankan perlunya membangun kemitraan strategis yang lebih berorientasi pada aksi (action-oriented), memperkuat diplomasi ekonomi dan refocusing prioritas kerja sama untuk memperkokoh hubungan kedua negara.