Intisari-Online.com - Atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin pada (24/2/2022), pasukan Rusia melancarkan serangan gencar di Ukraina dan bergerak untuk merebut ibu kota Kyiv.
Sementara itu, Putin telah menempatkan kekuatan nuklirnya dalam siaga mengingat kesiapan militer NATO.
Putin bahkan memerintahkan kepala pertahanannya untuk menempatkan "pasukan penangkal" nuklir dalam siaga tinggi pada Minggu (27/2/2022).
Melansir 24h.com.vn, Rabu (2/2/2022), seorang pejabat senior pertahanan Ukraina mengatakan bahwa militer Ukraina sebenarnya siap meluncurkan rudal pre-emptive.
Mereka dapat menyerang Belarus - sekutu dekat militer Rusia - hanya jika Presiden Volodymyr Zelensky sudah bertitah.
"Kiev mampu melakukan serangan rudal pre-emptive terhadap Belarusia," kata Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina Alexey Danilov pada 1 Maret.
"Jika Zelensky memintahnya, kami akan melakukannya," kata Danilov di saluran TV Ukraina 24.
Ancaman Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina tersebut terlontar dalam konteks rumor bahwa Belarus berniat untuk bergabung dengan Rusia untuk menggempur Ukraina.
Namun, Presiden Belarusia Lukashenko mengatakan bahwa negaranya tidak akan berpartisipasi dalam operasi militer Rusia di Ukraina.
“Tentara Belarusia tidak pernah berpartisipasi dalam perang apa pun."