Saat ini Eropa pun masih menghadapi tekanan dari krisis energi akibat pasokan yang langka sehingga menyebabkan harga gas masih tinggi. Dampaknya adalah biaya jadi mahal baik untuk rumah tangga maupun industri.
Hal itu pun ditunjukkan dengan harga gas Eropa melonjak setelah Rusia resmi meluncurkan operasi militer di Ukraina.
Saat ini yang baru terjadi, AS menjatuhkan sanksi pada perusahaan yang bertanggung jawab untuk membangun pipa gas Nord Stream 2 Rusia.
Sanksi yang menargetkan perusahaan Nord Stream 2 AG dan pejabat perusahaannya itu disebut menambah tekanan pada proyek Laut Baltik yang dirancang untuk menggandakan kapasitas aliran gas dari Rusia ke Jerman.
Terkait hal itu, mengutip euronews (28/2/2022), menurut Komisi Eropa, pasokan gas Eropa saat ini tidak akan terpengaruh karena pipa Nord Stream 2 belum beroperasi.
Meski begitu, ada kemungkinan lain bahwa Rusia dapat menangguhkan penjualan gas ke Eropa sebagai pembalasan atas sanksi, atau konflik militer menyebabkan kerusakan pada salah satu pipa yang melintasi Ukraina membawa gas ke Eropa, kata analis di Institut Oxford untuk Studi Energi.
Bagaimana gas alam menjadi 'senjata rahasia' Rusia dalam menghadapi Barat pernah terjadi pada satu dekade lalu, tepatnya pada musim dingin 2008-2009.
Saat itu, pertengkaran kecil antara Rusia-Ukraina menghentikan aliran gas dan membuat sebagian Eropa kedinginan.
Maka, tak heran jika hal tersebut dikhawatirkan bakal kembali terjadi di Eropa apabila Rusia kembali "ngambek" dan tak ada jalan damai.
Meskipun Eropa telah melakukan investasi besar dalam energi terbarukan seperti angin dan tenaga surya, ternyata sumber pasokan konvensional masih dibutuhkan, menurut laporan The New York Times.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR