Intisari - Online.com -Harga gas di Eropa telah meningkat dengan peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina.
Sirene dinyalakan menyuarakan serangan udara di ibu kota Ukraina, Kyiv, minggu lalu saat Presiden Vladimir Putin memerintahkan serangan ke beberapa negara.
Rudal-rudal dan pasukan Rusia dikirim ke negara tersebut.
Video yang direkam oleh saksi menunjukkan antrian mobil mengular di SPBU seluruh penjuru Ukraina di tengah suara ledakan.
Melansir Euronews, Amerika Serikat (AS) minggu lalu menerapkan sanksi pada perusahaan yang bertanggung jawab membangun saluran pipa gas Nord Stream 2 Rusia.
Sanksi ini menarget perusahaan Nord Stream 2 AG dan pejabat-pejabatnya, menambah tekanan pada proyek Laut Baltik yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas aliran gas dari Rusia ke Jerman.
Sebagai proyek energi paling memecah belah Eropa, Nord Stream 2 belum memulai operasinya karena penundaan sertifikasi oleh Jerman dan Uni Eropa.
Minggu lalu, Jerman menunda pemasangan gas senilai USD 11 miliar, mengutip aksi Rusia kepada Ukraina.
Pasokan gas untuk Eropa
Eropa menggantungkan Rusia untuk sekitar 40% gas alamnya.
Sebagian besar datang melalui pipa termasuk Yamal-Eropa, yang menembus Belarusia dan Polandia ke Jerman, dan Nord Stream 1, yang langsung ke Jerman, dan melalui Ukraina.
Pasar gas Eropa terhubung dengan sebuah jaringan pipa.
Sebagian besar negara telah memotong ketergantungan gas dari Rusia selama bertahun-tahun dan juga ada rute pasokan lebih banyak yang melewati Ukraina.
Tahun lalu Ukraina adalah sebuah transit koridor terutama untuk gas yang dikirimkan ke Slovakia, yang kemudian lanjut ke Austria dan italia.
Kini dengan Rusia telah menyerang Ukraina, hal ini berdampak pada aliran melalui jaringan pipa seperti Yamal-Eropa, Nord Stream 1 dan TurkStream.
Namun walaupun sanksi telah diterapkan pada Nord Stream 2, Komisi Eropa mengatakan pasokan gas Eropa tidak akan terdampak karena jaringan pipa ini belum beroperasi.
Baca Juga: Mengular Sepanjang 60 Km, Rusia Sempat Kerahkan Konvoi Militer Besar untuk Serang Kiev Ukraina
Kemungkinan lainnya adalah Rusia menunda penjualan gas ke Eropa sebagai pembalasan sanksi, atau konflik militer merusak salah satu jaringan pipa yang menyeberangi Ukraina membawa gas ke Eropa, ujar analis di Oxford Institute for Energy Studies.
Beberapa negara memiliki pilihan lain.
Contohnya, Jerman, konsumen terbesar gas Rusia, bisa juga mengimpor dari Norwegia, Belanda, Inggris, dan Denmark melalui jaringan pipa.
Namun Norwegia, pemasok gas terbesar kedua Eropa, mengirimkan gas alam pda kapasitas maksimal dan tidak bisa menggantikan pasokan dari Rusia, seperti dikatakan perdana menteri Norwegia.
Eropa Selatan bisa menerima gas Azeri melalui Jaringan Pipa Trans Adriatik ke Italia dan Jaringan Gas Alam Trans-Anatolian (TANAP) melalui Turki.
Negara-negara tetangga bisa mentransfer gas lewat interkonektor, tetapi negara-negara itu mungkin tidak mau berpisah dengan gas yang mungkin mereka butuhkan dan importir gas harus membayar harga yang tinggi.
Analis Barclays mengatakan secara penuh menggantikan 150-190 miliar meter kubik (bcm) setahun dari gas Rusia ke Uni Eropa tidak akan tercapai dalam jangka pendek.
Mereka tambahkan bahwa pengiriman musim dingin Rusia ke Uni Eropa akan bernilai 48 miliar meter kubik (bcm) dengan tingkat saat ini, turun 30% tahun-per-tahun (yoy).
Uni Eropa ingin mengharuskan negara-negara untuk mengisi penyimpanan gas menghadapi setiap musim dingin, untuk membantu meningkatkan stok dan mengatasi gangguan pasokan.
Rusia mengatakan akan terus mengirimkan pasokan gas alam tanpa gangguan ke pasar dunia, dalam sebuah surat kepada konferensi energi di Doha.