Intisari-Online.com – Catatan sejarah memang tidak selalu di atas kertas, terkadang kita bisa menemukan catatan sejarah ditulis di atas batu.
Gempa bumi Samudra Hindia yang terjadi pada tahun 2004 merupakan gempa terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf.
Ketika itu tercetak 9,1 pada skala Richter, saking kuatnya menyebabkan seluruh pranet bergetar sebanyak 1,02 cm.
Gempa bumi yang terjadi tersebut menyebabkan tsunami dan menewaskan lebih dari 280.000 orang di empat belas negara terpisah.
Beberapa masyarakat di pesisir pantai dihantam ombak setinggi 30,48 meter.
Pasca bencana tahun 2004 itu, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Charles Rubin dan Benjamin Horton telah menyelidiki gempa bumi dan tsunami di Sumatera.
Tahun 2021, mereka menggali gua laut, dan mereka menemukan sesuatu yang luar biasa.
"Ketika kami berhenti di pintu masuk gua, penggalian pertama kami tidak menunjukkan sesuatu yang menarik," kata Horton.
"Pada titik ini, kami kembali untuk membawa lampu depan dan peralatan penggalian untuk menjelajahi bagian dalam gua."
“Setelah sekitar lima belas menit penggalian, jelas bagi saya, Rubin, dan Daly bahwa kami mengungkap serangkaian endapan 'tsunami bertumpuk'.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR