Intisari-Online.com - Apakah pandemi virus corona termasukpandemiterburuk dalam sejarah?
Mungkin iya. Sebab sudah hampir 2 tahun lamanya kita menghadapi pandemi virus corona.
Tapi ada pandemi lain yang hampirmengakhiri kehidupan di dunia. Namunkita berhasilmenemukan cara untuk menghentikanpandemi.
Beginilah cara umat manusiamenghadapi pandemi terburuk dalam sejarah.
Infeksi dini
Dilansir darithevintagenews.com pada Sabtu (19/2/2022),PandemiBesar Athena pada 430 SM tidak hanya memporak-porandakan penduduk, tetapi juga terjadi saat konflik.
Pandemiini tercatat menyebar dengan latar belakang Perang Peloponnesia antara 431 – 404 SM.
Saat Athena dan Sparta berperang, pandemi sudah mengamuk selama lebih dari setahun ketika alam masuk.
History.com menggambarkan gejalanya seperti demam, haus, sakit tenggorokan, lidah berdarah, kulit merah, dan luka.
Mimpi buruk itu berlangsung selama 4 tahun.
Karantina diciptakan
Kata-kata seperti isolasi dan karantina umum digunakan saat ini.
Tapi jauh sebelum ini itu, saat Wabah Justinian (541 hingga sekitar 542 M), Black Death (1347 – 1353), dan Wabah Besar London (1665 – 66), kataisolasi dan karantina sudah dibuat.
Bisa dibilang versi wabah yang paling terkenal adalah Black Death.
Gejala termasuk sakit perut, demam dan kulit gangren. Setibanya di Eropa, penyakit itu tercatat mencapai 200 juta dalam beberapa tahun.
Ketika Wabah Besar London melanda, itu adalah puncak yang mengerikan bagi ibu kota Inggris.
Bagaimana tidakpandemi inimembunuh 100.000 orang dalam waktu 7 bulan!
Pada tahap ini, orang Inggris terbiasa mengisolasi orang di rumah mereka. Tempat-tempat umum ditutup.
Kedatangan Vaksin
Setelah berabad-abad yang menyiksa, orang-orang semakin sadar tentang cara mengatasi pandemi dan penyakit secara umum.
Menjaga jarak sudah lama dilakukan. Namun vaksin pertama tidak dirancang sampai tahun 1796.
Dr Edward Jenner dari Gloucestershire, Inggris adalah orang pertama yang menggunakan vaksin untuk menghentikan pandemi.
Saat itu, vaksin digunakan untukmelawan cacar.
Ini karena virus itu telah membuat banyak orang demam, sakit kepala, dankulit melepuh.
Dilaporkan sekitar 10 juta diperkirakan telah kehilangan nyawa mereka.
Peningkatan sanitasi
Karantina, obat-obatan, dan vaksin sudah dilakukan guna menghentikan pandemi. Tapi masalah tetap terjadi.
Selama paruh pertama abad ke-19, kolera berlangsung di jalur perang di Inggris.
Gejalanya masalah usus, muntah, dan kulit kendur.
Saat itu, para ahlitidak tahu di mana masalahnya. NamunDr John Snow dari York mencurigai pasokan air.
Hingga dia melakukan penyelidikan selama 10 hari lamanya danmenemukan 500 infeksi fatal di sekitar pompa Broad Street, sumur kota yang populer untuk air minum.
Dia lantas melakukan pembersihan padagagang pompa. Masalah kolera pun berakhir dengan baik.
Meski tidak bisa memberantas penyakit-penyakit ini 100%, tapi setidaknyasemua orang yang berusaha untuk mengakhiri pandemi.