Intisari-Online.com - Selama memanasnya konflik Rusia dan Ukraina, berbagai kepala negara bergantian muncul memberikan pernyataan.
Sebut saja Presiden Rusia Vladimir Putin yang berkomentar mengenai konflik Rusia dan Ukraina.
Ada juga Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang disebut-sebut mendukung Ukraina.
Selain itu, ada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Bagaimana dengan Presiden UkrainaVolodymyr Zelensky?
Selama memanasnya konflik antara dua negara,Presiden UkrainaVolodymyr Zelensky memang jarang muncul dihadapan publik.
Tapi dia sering muncul pada momen-momen tertentu.
Seperti kejadian tak terduga pada Senin (14/2/2022) sore hari.
Dilansir dari4h.com.vn pada Kamis (17/2/2022),banyak kantor berita AS melaporkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah video di Facebook.
"Kami telah diberitahu bahwa 16 Februari akan menjadi tanggal mulai serangan," ucapPresiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Segera setelah pengumuman Zelensky, indeks S&P 500 jatuh pada sore hari di hari yang sama. Turun 1,2%.
Sementara itu, harga minyak melonjak, melampaui batas atas 95 Dollas AS per barel.
Ini karena ada kekhawatiran tentang gangguan dan kekurangan bahan bakar.
Sergii Nykyforov, juru bicara Presiden Ukraina, kemudian menjelaskan bahwa Zelensky hanya mengulangi informasi yang dipublikasikan di media.
"Presiden hanya mengacu pada tanggal yang telah diumumkan oleh media," kata Nykyforov kepada NBC News.
Mykhailo Podolyak, penasihat Zelensky, juga menekankan bahwa Presiden Ukraina berbicara secara sarkastis tentang informasi yang memperingatkan.
Dua hari lalu, tepatnya pada 15 Februari, juru bicara utama Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengumumkan bahwa sejumlah pasukan dan peralatan militer Rusia akan kembali ke pangkalan.
Ini terjadi setelah mereka menyelesaikan latihan di Belarusia, perbatasan perbatasan Ukraina.
"Divisi Distrik Militer Selatan dan Barat telah menyelesaikan tugas mereka dan mulai kembali ke pangkalan garnisun mereka mulai hari ini (15 Februari)," kata Konashenkov.
Langkah Rusia mendapat pujian dari perwakilan Ukraina dan NATO.
“Seperti yang Anda lihat, diplomasi masih berjalan,” kata Menteri Luar Negeri Dmitry Kuleba.
Meski begituKuleba menekankan bahwa ketegangan antara Rusia dan Ukraina tetap tinggi.
Sebab Ukrainamasih menungguRusia untuk menarik semua pasukan yang tersisa.