Intisari - Online.com -Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah menuduh koleganya dari Inggris telah sombong setelah mengadakan pembicaraan di Moskow mengenai krisis Ukraina.
"Jujur saja saya kecewa karena pembicaraan yang kami miliki hanya dengan orang tuna rungu… penjelasan paling rinci kami tidak siap didengarkan," ujar Lavrov kepada para reporter Kamis lalu, berdiri bersisian dengan Menteri Luar Negeri Liz Truss dari Inggris.
Ia tambahkan bahwa fakta-fakta yang mereka siapkan atas krisis ini "memantul" kepada kolega Inggrisnya.
Truss yang mengancam sanksi Barat yang kuat jika Ukraina diserang, menantang Lavrov dengan mengatakan tekanan Rusia dengan memasang pasukan dan persenjataan tidak mengancam siapapun.
"Saya tidak melihat alasan lain dari mengirim 100 ribu pasukan di perbatasan selain mengancam Ukraina.
"Dan jika Rusia serius mengenai diplomasi, mereka perlu memulangkan para pasukan itu dan berhenti mengancam," ujar Truss dikutip dari Al Jazeera.
Ia mengabaikan klaim Moskow jika NATO meremehkan keamanan wilayah tersebut.
Kondisi dengan cepat sangat dingin antara Truss dan Lavrov ketika keduanya selesai berbicara untuk mengadakan konferensi pers.
Al Jazeera melaporkan jika menteri luar negeri Rusia mengatakan London tidak mendengar Moskow.
Keduanya tidak mencapai kesepakatan yang sama dan ada kesenjangan besar antara kedua belah pihak.
Ronde pembicaraan baru datang saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi pangkalan NATO di Brussels dan pemimpin Jerman bertemu dengan pemimpin negara-negara Balkan di Berlin, di mana pejabat-pejabat dari Rusia, Ukraina, Jerman, dan Perancis juga mengadakan diskusi.
Rusia, yang memiliki lebih dari 100.000 pasukan di dekat perbatasan Ukraina, menyangkal tuduhan Barat jika mereka berencana menyerang tetangga Soviet mereka, walaupun dikatakan mereka bisa melakukan aksi "militer-teknis" kecuali serangkaian permintaan dipenuhi.
'Momen paling berbahaya'
"Jujur saja saya tidak merasa keputusan sudah dibuat," papar Boris Johnson dalam sebuah konferensi pers dengan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.
Ia membicarakan mengenai Moskow apakah sudah siap menyerang atau tidak.
"Tapi hal itu bukan berarti mereka tidak mungkin menyerang atau sesuatu mengerikan bisa terjadi segera," tambahnya.
"Ini mungkin merupakan momen paling berbahaya, dalam beberapa hari ke depan, sebagai krisis keamanan terbesar yang telah dihadapi Eropa berpuluh-puluh tahun lamanya," ujarnya.
Cara untuk maju adalah dengan diplomasi, papar Johnson kepada para reporter di Polandia.
Inggris juga mempublikasikan aturan memperluas cakupan mereka yang terhubung dengan Rusia yang bisa diberi sanksi jika Moskow menyerang.
Kamis kemarin, Kanselir Olaf Scholz mengatakan Jerman dan sekutu-sekutunya siap untuk berdialog dengan Moskow dan menginginkan perdamaian.
Namun, agresi militer selanjutnya melawan Ukraina "akan memiliki konsekuensi politik, ekonomi dan strategi sangat serius untuk Rusia," ujar pemimpin Jerman baru itu kepada para reporter di Berlin.
Moskow teha menggunakan ketegangan untuk mencari konsesi keamanan dari Barat yang termasuk melibatkan janji tidak akan pernah memasukkan Ukraina ke NATO dan menunda persekutuan militer memperluas ekspansi ke timur.
Uni Eropa mengatakan Kamis kemarin jika mereka telah mengirimkan sebuah surat merespon proposal Rusia kepada keamanan Eropa, NATO, dan Amerika Serikat, setelah sebelumnya menunjukkan permintaan utama Rusia sebagai non-starter.
Sementara itu, Moskow dan Minsk memulai latihan militer gabungan 10 hari di Belarusia.
Rusia mengatakan latihan itu untuk "melatih tekanan dan menolak agresi."
Kiev telah membalas permainan perang itu sebagai "tekanan psikis dari negara kami" dan mengirim latihan militer guna merespon Rusia.
Al Jazeera mengatakan Belarusia dan Rusia "pamer otor dengan skala tidak terbendung" dengan latihan militer mereka.
Rusia dan Belarusia berlatih menghadapi serangan dari NATO berusaha mencopot presiden Belarusia, tapi ada kecurigaan jika mereka mempersiapkan serangan ke Ukraina.
Pasalnya, latihan militer itu dilaksanakan hanya dua jam dari Kiev.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini