Intisari-Online.com - Ketegangan Rusia dan Ukraina telah mencapai titik didih selama beberapa pekan terakhir.
Ketegangan RusiadanUkraina bertambah ketika Moskow mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan dengan tetangganya.
Rusia sendiri mengatakan tidak akan menyerang Ukraina.
Namun Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS)telah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa negaranya akan dihantam dengan sanksi ekonomi jika invasi benar-benar terjadi.
Hingga hari ini, belum ada yang tahu apa maksud Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentaranya di perbatasan.
Apakah benar ingin menyerang Ukraina atau ingin menekan NATO.
Melihat hal ini,seorang pakar kebijakan luar negeri terkemuka memperingatkan bahwa invasi ke Ukraina sekarang hampir pasti dan mungkin Rusia akan "berhasil".
"Kami melihatlangsung invasi Rusia ke Ukraina," kata Nile Gardiner, mantan ajudan Margaret Thatcher, mengatakan kepada Express.co.uk pada Selasa (8/2/2022).
"Ini akan menjadi tindakan agresi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II."
"Invasi Rusia ke Ukraina akan menjadi bencana besar dan kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah hal itu terjadi."
"Kenyataannyasemua tergantung oleh Vladimir Putin."
Gardiner menambahkan: "Mari kita bersiap-siap jika Rusia memulai invasi."
Jika Rusia berhasil menyerang dan mengambil alih sebagian besar Ukraina, mereka dapat mengarahkan pandangan mereka ke negara-negara Baltik.
Selain itu, NATO juga bisa menjadi sasaran berikutnya.
"Salah satu konsekuensi terbesar dari ini adalah mengambil alih ibukota Ukraina Kiev dan bahkan menduduki seluruh negeri."
"Jika Rusia lolos dengan menginvasi dan menduduki sebagian besar Ukraina, selain Krimea, mereka mengarahkan pandangan mereka berikutnya ke negara-negara Baltik."
"Sangat berbahaya bagi Barat untuk membuat konsesi apapun atas Ukraina."
"Jika Barat tidak melakukan apa-apa di sini, Putin dapat menguji perairan dengan negara-negara NATO berikutnya."
Perdana Menteri InggrisBoris Johnson kembali memperingatkan Presiden Putin.
Menurutnya, serangan lebih lanjut ke Ukraina akan menjadi salah perhitungan yang tragis.
SebabUkraina memiliki hak untuk menjadi anggota NATO, sebuah langkah yang sangat ditentang oleh Putin.
AS juga sudah mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.
Tujuannya untuk melindungi Eropa Timur dari potensi limpahan dari krisis atas pengerahan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengadakan panggilan telepon dan membahas koordinasi upaya diplomatik dan rencana untuk membebankan biaya ekonomi di Moskow.