Pantas Saja China Bungkam Seketika Saat Tau Rusia-Ukraina Diujung Tanduk Peperangan, Amerika Bocorkan Kerugian yang Dialami China Ini Jika Perang Rusia-Ukraina Terjadi

Afif Khoirul M

Penulis

Xi Jinping Temui Putin saat Ketegangan dengan Barat Meningkat. China-Rusia mengeluarkan pernyataan bersama.

Intisari-online.com - Sebagai salah satu kekuatan dunia, China hingga saat ini memilih diam meski situasi Rusia-Ukraina semakin memanas.

Rusia sendiri dipandang sebagai sekutu dekat China saat ini.

Sementara Ukraina, sebagai mitra menguntungkan China di Eropa yang telah banyak membeli senjata militer dari China.

Oleh sebab itu, jika Rusia-Ukraina benar-benar melakukan peperangan China kemungkinan akan mengalami kerugian.

Hal itu diungkapkan oleh Amerika yang membocorkan situasi China, jika Rusia-Ukraina benar-benar berperang.

China harus siap menanggung konsekuensi terkait sanksi AS terhadap Rusia.

Jika Moskow melancarkan serangan ke Kiev, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan.

"Kami percaya bahwa Beijing harus menanggung beberapa konsekuensi jika Rusia menyerang Ukraina," kata Sullivan dalam acara NBC.

Baca Juga: Tergila-Gila Dengan Ramuan Hidup Abadi, Kaisar China Ini Sampai Dibodohi Mau Berikan 6.000 Perawan Plus Kapal Pesiar Mewah, Ternyata Cuma Dikadali Endingnya Malah Mengenaskan

Baca Juga: Diciptakan untuk Saingi Pesawat Tempur F-35 AS, J-20 China Malah Hadapi Masalah Besar Ini Saat Akan Dikembangkan dengan Senjata yang Lebih Canggih

Ia mencatat bahwa China harus mempertimbangkan hal ini ketika mempertimbangkan komitmennya ke Ukraina.

"Bergabunglah dengan Rusia dalam beberapa minggu ke depan," katanya.

Menurut Sullivan, sanksi AS akan menargetkan sistem keuangan Rusia, sehingga juga mempengaruhi ekonomi China.

Menurut pengamat, China saat ini adalah mitra utama Rusia, memegang kunci untuk membantu Rusia "hidup dengan baik" sebelum sanksi AS dan Barat.

Tetapi jika AS menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, China juga akan berada dalam posisi yang sulit.

Bisnis China yang berbisnis dengan Rusia dapat dilarang berbisnis dengan perusahaan AS.

Pada tanggal 4 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan pertamanya dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing dalam dua tahun.

Kedua pemimpin berbicara menentang strategi ekspansionis NATO di Eropa Timur, yang merupakan salah satu penyebab utama ketegangan di Ukraina.

Baca Juga: Pantas Hanya Sedikit Bersuara di Tengah Konflik Rusia Ukraina, Ternyata China Punya Dua Muka, Selain Sebagai Sekutu Rusia Punya Kepentingan Besar Ini dengan Ukraina

Baca Juga: Bukan Mitos Belaka, Cerita Tentang Vampir China Ternyata Benar-benar Nyata, Semua Berawal dari Kisah Kuno Dinasti Qing Ini

Rusia dan China juga mengumumkan kerja sama yang lebih erat di banyak bidang, termasuk perdagangan, energi, dan pertahanan.

Sebelumnya, China mengumumkan komitmennya untuk bekerja sama dengan Rusia dalam mengembangkan sistem keuangan melawan pengaruh negara ketiga.

Serta menemukan cara untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar.

Dalam kesepakatan energi baru yang ditandatangani antara Rusia dan China, Moskow memasok 10 miliar meter kubik gas alam ke Beijing selama 30 tahun.

Semua biaya akan dibayar dalam euro.

Artikel Terkait