Namun penelitian menekankan jika sebuah booster Pfizer lebih efektif daripada tiga dosis vaksin Sinovac.
Penelitian lain dilakukan oleh National Natural Science Foundation of China dan dipublikasi di jurnal Emerging Microbes & Infections di bulan yang sama menunjukkan "pengurangan signifikan" dalam efikasi booster dengan Sinopharm.
Sinopharm seperti Sinovac adalah vaksin inaktif yang menggunakan partikel virus mati guna mengekspos sistem imun tubuh terhadap Covid-19.
"Keseluruhan, penelitian kami mendemonstrasikan jika Omicron mungkin lebih mampu melarikan diri dari perlindungan imun yang dirangsang oleh vaksin dibandingkan dengan purwarupa dan varian mengkhawatirkan lainnya," penulis penelitian itu menyimpulkan demikian.
Dan sebuah studi oleh Universitas Yale dan Kementerian Kesehatan Republik Dominika yang dipublikasikan bulan lalu di jurnal Nature Medicine menunjukkan tidak terjadi kenetralan antibodi di antara mereka yang menerima dua suntikan vaksin Sinovac.
"Penemuan kami memiliki implikasi cepat untuk berbagai negara yang sebelumnya menggunakan dua dosis CoronaVac," tulis penulis tersebut, menyebut nama lain dari Sinovac.
Kembalinya China kepada aturan lockdown saat negara itu menghadapi jumlah infeksi tertinggi sejak awal pandemi dan keburu-buruannya mengembangkan vaksin mRNA semakin jauh meningkatkan kekhawatiran mengenai efikasi vaksin di negara berkembang seperti Indonesia, yang menggantungkan nasib pada vaksin-vaksin China dan tidak mampu menerapkan lockdown.
Kemudian ada pengumuman dari Singapura Januari lalu jika orang yang sudah divaksin dengan vaksin China harus menerima suntikan mRNA agar bisa dianggap sudah divaksin penuh.
Kasus tinggi, pendataan rendah
Seorang epidemiolog yang memprediksi gelombang kedua Covid-19 di Indonesia, Dr Dicky Budiman, yakin negara ini akan melihat 300.000 sampai 500.000 kasus sehari pada akhir bulan ini.
KOMENTAR