Intisari-Online.com - Sama seperti Inggris, Amerika Serikat (AS) berada di garda terdepan untuk mendukung Ukraina melawan Rusia.
Masalahnya sikapAmerika Serikat (AS) bisa menimbulkan konsekuensi yang besar.
Bahkan konflik ini bisa sepertiPerang Vietnam.
Dulu, AS ikut terlibat dalamPerang Vietnam karena AS sangat takut dengan efek domino.
Dmana apabilaVietnammenjadi negara komunis, maka negara-negara di Asia Tenggara dikhawatirkan akan mengikutinya.
Nah, Clint Ehrlich, pakar kebijakan Rusia menyatakan keprihatinan atas situasi yang meningkat di Ukraina.
Ini karena ada rencana AS untuk mendukung pejuang gerilya NATO jika terjadi invasi.
Sebab hal ini dapat menyebabkan konflik meluas ke seluruh Eropa.
Ehrlich mengatakan bahwa Eropa sedang melihat sesuatu yang sangat mirip dengan skenario konvensional Perang Dunia 3.
"Gagasan konflik meluas ke Belarus saya pikir itu sangat mungkin," kataEhrlich mengatakan kepada Express.co.uk pada Senin (7/2/2022).
"Tidak jelas jika terjadi intervensi Rusia, apakah Rusia akan secara langsung mengambil kekuatan yang mereka miliki di Belarus dan menyuruh mereka melintasi perbatasan."
"Tetapi bahkan jika tidak, artileri roket dan artileri konvensional mereka yang ditempatkan di Belarus dapat mencapai target di sekitar Kiev."
“Satu lagi adalah jika pemerintahan Biden menjalankan rencana ini yang kami dengar memiliki kamp yang didirikan di negara bagian yang berdekatan dengan Ukraina."
"Jadi di wilayah NATO, di Polandia, di Slovenia, dan Slovakia menggelar lintas serangan."
"Idenya adalah bahwa mereka akan menyelinap masuk dan keluar dari konflik, seperti yangmereka lakukan di Kamboja ketika mereka menyelinap ke Vietnam."
“Dalam pandangan saya, itu adalah taruhan yang sangat besar."
"Jadi saya berharap konflik tidak akan meluas seperti itu."
"Ini karena risikonya sangat mirip dengan skenario Perang Dunia 3 konvensional."
Sementara itu, militer Ukraina terus melatih pasukan di tengah kekhawatiran ketegangan antara Kiev dan Moskow dapat meningkat menjadi perang habis-habisan.
Rusia juga telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan Ukraina dengan Rusia.