Bisa jadi, dia berkata, “Saya bangga disebut istri, nyonya, ratu Hierocles.”
Meskipun dia mencintai Hierocles, namun berulang kali tidak setia, karena dia senang dipergoki oleh Hierocles dan dihukum karena kelakuan buruknya.
Elagabalus percaya pada meritokrasi, maka dia memerintahkan pelayan untuk mencari pria dengan organ intim yang besar untuk mempekerjakan mereka sebagai pelayan dan pejabat.
Salah satu pria tersebut adalah Aurelius Zoticus, yang kemudian menjadi kekasihnya.
Pada usia empat belas tahun Elagabalus naik takhta dan memerintah selama empat tahun dari 218 hingga 222, dengan perilakunya seperti remaja manja yang super kaya.
Elagabalus kemudian menjalani kehidupan yang sangat mewah, menolak berenang di kolam yang tidak diberi wewangian saffron, dan hanya beristirahat di atas bantal yang diisi dengan bulu kelinci.
Selama tinggal di Roma, Elagabalus mengendarai kereta yang ditarik oleh gadis-gadis remaja telanjang.
Dia menghibur dirinya sendiri dengan melemparkan emas ke kerumunan dan menyaksikan orang-orang memperebutkannya.
Dalam salah satu perjamuan, dia memerintahkan begitu banyak kelopak mawar untuk menghujani tamunya sehingga mereka hampir mati lemas.
Tak sampai di situ, dia juga memiliki kebun binatang singa dan macan tutul jinak yang akan dilepaskannya selama jamuan makan, hingga terdengar jeritan ketakutan para tamu yang dinikmatinya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR