Intisari-Online.com - Kehidupan seorang kaisar Chinadi abad ke-11 bisa punya121 wanita 'siap pakai.'
Mereka termasuksatusampai tiga permaisuri, sembilan pasangan, dua puluh tujuh selir, dan delapan puluh satu asisten selir.
Misalnya saja pada Dinasti Sui, beberapa kaisar percaya bahwa mereka bisa mendapatkan keabadian dari berhubungan badan dengan sebanyak mungkin wanita tanpa ejakulasi.
Salah satunya yakni Kaisar Wu yang menghabiskan hidupnya untuk ini.
Dia menarik siapapun wanita yang dapat ditemuinya di jalan, terutama putri dari pejabatnya.
Kaisar Wu memiliki lebih dari 10.000 wanitasebagai selirnya.
Hal serupa juga dilakukan olehKaisar Xuanzong (memerintah 713-756 M) yang memiliki 40.000 selir.
Pada masa Xuanzong, kaisar biasanya melepaskan selir mereka ketika pemerintahan sudah berakhir.
Karena seringkali hanya butuh beberapa tahun bagi seseorang untuk muak dan membunuh raja, itu berarti menjadi selir hanyalah posisi sementara.
Xuanzong, bagaimanapun, dengan keras kepala menolak untuk mati.
Pemerintahannya berlangsung selama 44 tahun dan selirnya semakin bertambah banyak.
Dari sebanyak 40.00 wanita,Xuanzong tidak punya waktu untuk bertemu mereka semua.
Sebagai gantinya, mereka hanya duduk-duduk belajar puisi, matematika, dan klasik dan merawat pohon murbei.
Meski begitu, dia tidak berhenti untuk terus menambah jumlah selirnya.
Ketika dia berusia 60 tahun, Xuanzong membuat putranya bercerai dengan istrinya, sehingga dia dapat memiliki menantunya itu sebagai selirnya.
Diyakini bahwa mengatur jadwal kehidupan seksual Kaisar kedalam tatanan yang teratur sangat pentinguntuk menjaga keutuhan Kekaisaran China.
Kalender China abad ke-10 tidak digunakan untuk menandai waktu, melainkanuntuk menentukan jadwal, rotasi, dan waktu bagi wanita yang tidur dengan Kaisar.
Para sekretaris mencatat kehidupan seks Kaisar dengan kuas yang dicelupkan ke dalam warna merah terang kekaisaran.
Di China dan beberapa negara Asia lainnya, usia ditentukan dari saat pembuahan bukan dari saat kelahiran.
Orang di sekitar Kekaisaran China percaya bahwa wanita akan mudah hamil padamalam-malam terdekat bulan purnama, ketika Yin, atau pengaruh wanita, cukup kuat untuk menandingi Yang, atau kekuatan pria, dari Kaisar.
Diyakini bahwa pada malam-malam ini akan menghasilkan anak-anak dengan kebajikan yang kuat.
Baca Juga: Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit yang Masih Utuh, Apa Saja Semuanya?
(*)