Intisari - Online.com -Nama Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin, heboh diberitakan di media massa maupun media sosial.
Hal ini karena dugaan perbudakan modern setelah ditemukannya kerangkeng di rumahnya.
Kini, penelusuran lebih lanjut oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap dugaan terjadinya kekerasan pada warga yang menghuni kerangkeng di rumah Bupati Langkat.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkap, kekerasan itu bahkan sampai mengakibatkan korban meninggal dunia.
Diduga, korban meninggal lebih dari satu orang.
"Jadi firm kekerasan terjadi di sana, korbannya banyak, termasuk di dalamnya adalah kekerasan yang menimbulkan hilangnya nyawa dan jumlahnya lebih dari satu yang hilang nyawa ini," kata Anam dikutip dari Kompas.com.
Dugaan kekerasan diketahui dari keterangan sejumlah saksi.
Pola kekerasan yang terjadi, siapa pelakunya sampai bagaimana caranya juga sudah diketahui oleh Komnas HAM.
"Menggunakan alat ataukah tidak, itu juga kami temukan di sana juga terkadang menggunakan alat," ucap Anam.
"Termasuk juga didalamnya istilah-istilah kekerasan itu berlangsung misalnya kayak 'mos', 'gas', atau 'dua setengah kancing'. Jadi ada istilah-istilah kayak begitu yang digunakan dalam konteks kekerasan, penggunaan kekerasan," tuturnya.
Museum mumi
Serupa tapi tidak sama, kekejaman yang diduga dilakukan oleh Bupati Langkat ini tercatat juga dilakukan oleh pemimpin kejam lainnya.
Salah satunya adalah Ferdinand I dengan museum muminya.
Mengutip Ranker, Ferdinand I Raja Naples tercatat membantai musuh-musuhnya dan membangun "museum mumi" dengan sisa-sisa tubuh musuhnya itu.
Museum ini ia bangun di kerajaannya.
Ferdinand I adalah anak haram dari pemimpin monarki Spanyol.
Ia dikenal juga sebagai Ferrante, anak haram dari Alfonso V dari Aragon dan raja Naples dari 1458 sampai 1494.
Ia memang pemimpin yang baik, tetapi kekejamannya juga tidak bisa dikesampingkan.
Ketika ayahnya, Alfonso, meninggal pada 1458, Ferdinand mewarisi tahta Naples ketika ia berusia 35 tahun.
Sementara ia memiliki kemampuan politik alami, reputasinya sebagai pemimpin kejam dan menekan telah membawa banyak masalah ke kerajaannya.
Tahun 1485, Ferdinand menghadapi sebuah pemberontakan di antara para bangsawan.
Setelah menghancurkan para bangsawan, ia menjanjikan mereka pengampunan umum tapi ternyata ia melawan mereka dan membunuh mereka.
Hukuman khusus diberikan kepada penentang paling kuat di antara para bangsawan.
Ferdinand yakin ungkapan lawas mengatakan untuk menjaga musuh di dekat mereka, dan hanya karena mereka sudah meninggal tidak membuatnya menjauhkan jasad-jasad itu.
Setelah membunuh musuh-musuhnya, ia memerintahkan tubuh mereka dibalsem, diberi pakaian sehari-hari, dan kemudian berpose di "museum hitam" miliknya.
Ferdinand tidak takut menunjukkan koleksi mengerikan itu dan sering membawa tamunya dalam tur mengunjungi museum tersebut.
Isi museum dengan cepat bertambah karena setiap kali ia mencurigai ada pengkhianatan, ia segera menangkap yang ia curigai dan ia bunuh dan dijadikan mumi.
Tahun 1490-an, Naples menjadi target Raja Charles VIII dari Perancis di bawah menguatnya Ludovico Sforza dari Milan.
Sforza adalah musuh lama dari Ferdinand, dan ketika Perancis menargetkan memperluas kekuatan di Italia, Naples menjadi target gampang.
Invasi ini memulai Perang Italia yang membagi Italia selama 70 tahun berikutnya.
Ferdinand pun meninggal pada Januari 1494, dilaporkan karena stress parah karena menjalankan kerajaannya yang gagal.
Anaknya, Alphonse dari Calabria melanjutkan tahta ayahnya tapi segera kehilangan kontrol atas kerajaan kepada Charles yang lebih kuat.
Alphonse melarikan diri ke biara di Sisilia, di mana ia meninggal setahun berikutnya.
Ferdinand dan museum muminya ditunjukkan kepada dunia dalam serial TV tahun 2011, The Borgias.
Sementara serial tersebut berhasil menunjukkan tahapan kondisi mental dan psikologi raja kejam selama season pertama, serial tersebut mendramatisasi nasib kematian anaknya.
Acara televisi itu menggambarkan musuh mati Ferdinand dalam rekreasi Perjamuan Terakhir.
Alphonse dibunuh, dimumikan, dan ditempatkan di tempat Yudas Iskariot.