Sikap itu membuat Indonesia akhirnya kehilangan dukungan internasional baik di bidang politik maupun ekonomi.
Puncaknya adalah pada malam gerakan 30 September (G30S).
Peristiwa tersebut semakin membuat kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil.
Berdampak pula pada harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, membuat rakyat merasa kesulitan.
Baca Juga: Inilah Sifat-sifat Zodiak Bulan Februari, Aquarius Tidak Suka Berpura-pura, Pisces Sangat Murah Hati
Tritura lahir sebagai pernyataan sikap atas kinerja pemerintah di tengah situasi Indonesia kala itu.
Para perumus Tritura antara lain wakil KAMI Pusat yaitu, lsmid Hadad (Ikatan Pers Mahasiswa), Saverinus Suwardi (PMKRI) dan Nazaruddin Nasution (HMI).
Tritura pertama kali dikumandangkan pada 10 januari tahun 1966. Kini, setiap tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Tritura.
Selain mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), bergabung pula berbagai unsur lainnya dalam demonstrasi besar-besaran tahun 1966.
Seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPO), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI).
Pada 15 Januari 1966 Sidang Kabinet Dwikora di Istana Bogor, tetapi hasilnya tidak memuaskan mereka.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR