Perombakan kabinet yang kemudian diumumkan pada 21 Februari 1966 justru semakin memanaskan suasana.
Pasalnya masih ada beberapa tokoh berhaluan kiri di dalam kabinet baru itu.
Baca Juga: Inilah Sifat-sifat Zodiak Bulan Februari, Aquarius Tidak Suka Berpura-pura, Pisces Sangat Murah Hati
Sementara tuntutan pembubaran PKI yang tidak segera dipenuhi, lama-kelamaan berubah menjadi desakan agar Bung Karno turun tahta.
Unjuk rasa besar-besaran kembali meledak. Sitasi makin panas dengan jatuhnya korban dalam bentrokan antara demonstran dan pasukan khusus pengawal presiden, Cakrabirawa, di depan Istana Negara.
Bentrokan yang terjadi pada 24 Februari 1966 menewaskan orang mahasiswa Fakultas Kedokteran UI, bernama Arif Rahman Hakim.
Soekarno semakin terjepit hingga akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.
Supersemar berisi perintah kepada Soeharto selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengendalikan keamanan dan ketertiban negara.
Nantinya, Supersemar menjadi pembuka jalan naiknya Soeharto menjadi presiden selama 32 tahun atau dikenal sebagai masa pemerintahan Orde Baru.
Pada akhirnya Tritura juga disebut sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.
Tritura sendiri menjadi catatan sejarah Bangsa Indonesia, tentang bagaimana usaha pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak rakyat.
Baca Juga: Mengapa Kerajaaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim? Simak Penjelasan Berikut Ini
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR