Dilansir Kompas.com dari buku 'Kesultanan Demak Bintara' oleh Ali Romdhoni, Siu Ban Ci kemudian dikenal masyarakat Majapahit dengan sebutan Putri Cina setelah menjadi selir raja.
Namun, permaisuri Prabu Brawijaya V yang berasal dari negeri Campa menolak untuk dimadu dengan Putri Cina dan bahkan permaisuri mengancam apabila Putri Cina tidak disingkirkan, dia akan pulang kepada ayahandanya.
Prabu Brawijaya V pun terpaksa memberikan Siu Ban Ci, yang sedang mengandung, kepada sepupunya yang bernama Arya Damar di Palembang.
Setelah melahirkan putranya, Siu Ban Ci dinikahi oleh Arya Damar (Swan Liong).
Arya Damar merupakan putra Prabu Wikramawardhana dari seorang selir Tionghoa, yang kemudian menjadi adipati Palembang.
Oleh Syekh Bentong, putra Siu Ban Ci dari pernikahannya bersama Prabu Brawijaya V dinamai Jin Bun, yang kemudian dikenal sebagai Raden Patah.
Siu Ban Ci dan Arya Damar juga dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Raden Kusen.
Saat dewasa, dua putranya pergi ke Jawa untuk berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya.
Nantinya, Raden Kusen diangkat menjadi adipati di Terung (nama kadipaten di Sidoarjo, Jawa Timur).
Sedangkan Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak yang berpusat di Demak, Jawa Tengah, pada tahun 1475.
Dengan dukungan dari ulama Jawa, Kesultanan Demak kemudian menyerang sisa-sisa kekuatan Majapahit di Jawa Timur, menjadi salah satu faktor runtuhnya Majapahit.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR