Intisari - Online.com - Salah satu politik penjajahan kolonial Belanda yang paling penting adalah devide et impera atau politik memecah belah bangsa jajahan.
Itulah yang mereka laksanakan di bumi Hindia Belanda.
Untuk melakukannya, Belanda mempelajari sosial-budaya pulau-pulau di Nusantara hingga akhirnya bisa memecah belah rakyat Hindia Belanda.
Upaya mereka pun juga dilakukan di Aceh.
Tokoh yang mereka kirim untuk mempelajari pola pikir warga Aceh adalah Snouck Hurgronje.
Hurgronje adalah seorang orientalis berkebangsaan Belanda, tapi ia menghabiskan banyak waktunya mempelajari Islam.
Nama aslinya adalah Christiaan Snouck Hurgronje, lahir di Oosterhout, Belanda, 8 Februari 1857.
Ia lahir dari keluarga Protestan yang taat.
Hurgronje mengambil pendidikan di Universitas Leiden sebagai mahasiswa teologi, kemudian enam tahun sesudahnya Hurgronje mendapatkan gelar doktor dengan disertasinya berjudul Het Mekkaansche feest (Perayaan Mekah).
Hurgronje berhasil memasuki Mekkah tahun 1885 dengan bantuan Gubernur Ottoman di Jeddah.
KOMENTAR