Penulis
Intisari-Online.com -Suku Maori, melalui Partai Maori, menuntut penggantian nama Selandia Baru menjadi Aotearoa.
Selain itu, mereka juga meminta Dewan Perwakilan Rakyat Selandia Baru untuk mengembalikan nama semua kota dan tempat sesuai bahasa Maori.
Tidak tanggung-tanggung, partai tersebut pun dengan tegas melontarkan ultimatum agar pemerintah selesai melakukan penggantian nama pada 2026.
Padahal, Inggris yang terkenal digdaya pun sampai tak berani mengubah nama tersebut.
Ya, seperti diketahui, negara-negara Eropamemiliki kekhasan yang dilakukan secara khusus untuk memantapkan penjajahannya.
Merekasering kali sekonyong-konyong mengubah nama suatu tempat bahkan negara yang dikuasainya.
Perubahan nama tersebut pun biasanya memiliki kekhasan berupa penambahan kata "new".
Contohnya adalah nama New Jersey di Amerika Serikat yang sebenarnya didasarkan pada wilayah lain bernama Old Jersey yang sudah lebih dahulu dikuasai Inggris.
Belanda, yang melalui ekspansi East India Company (EIC) sebenarnya sering kali sudah lebih dahulu memberikan nama pada suatu tempat.
Para penjelajah mereka memberi nama-nama tempat seperti New Netherland New Amsterdam dan New Haarlem di Amerika Serikat.
Kini, wilayah-wilayah tersebut pun berganti menjadiNew York, New York City, dan Harlem seiring berkuasanya Inggris.
Perubahan yang sering kali mereka kuatkan dan abadikan melalui lagu-lagu tertentu.
Nama Australia, yang kini sudah umum kita kenal pun ternyata sempat diberi nama New Holland oleh Belanda sebelum jatuh ke tangan Inggris.
Namun, tidak dengan Selandia Baru yang di dunia internasional dikenal dengan New Zealand.
Saat pertama kali ditemukan oleh para penjelajah Belanda pada 1642, wilayah ini diberi nama New Zeeland.
Pemilihan nama tersebut disesuaikan pada nama sebuah provinsi maritim di Belanda, yaitu Zeeland.
Para kartografer Belanda berdalih pemberian nama tersebut disesuaikan dengan fakta bahwa jarak dari Zeeland dan New Zeeland mencapai 17.700 km.
Suatu jarak yang mendekati jarak maksimum antara dua titik di Bumi, yaitu sekitar 20.000 km.
Inggris yang kemudian menjadi penguasa baru New Zeeland pun sempat diduga akan kembali melakukan kebiasaan lamanya, yaitu mengubah nama tempat.
Faktanya, Inggris justru hanya memperbaiki ejaan "Zeeland" menjadi "Zealand" dengan kata "New" tetap digunakan.
Dengan kata lain, khusus untuk New Zealand alias Selandia Baru, Inggris tak berani menerapkan kebiasaan khasnya di wilayah jajahan.
Tidak dijelaskan secara detail mengenai alasan Inggris tidak berani mengubah nama pemberian Belanda tersebut.
Suku Maori menuntut
Inggris boleh saja pasrah, namun tidak demikian dengan suku Maori yang merupakan penduduk asli Selandia Baru.
Mereka kini secara berani menuntut nama Selandia Baru diubah menjadiAotearoa, yang dianggap lebih sesuai dengan sejarah wilayah tersebut.
“Aotearoa adalah nama yang akan menyatukan negara kita, bukan memecah belahnya,” katapemimpin Te Pāti Māori, Rawiri Waititi dan Debbie Ngarewa-Packer dalam sebuah pernyataan yang meluncurkan petisi
“Yang lain mencoba menggunakannya sebagai alat pemecah belah, tetapi ini adalah alat inklusif, di mana nenek moyang kita menyetujui kita semua hidup di tanah ini bersama-sama.”
Bagaimana menurut Anda?