Alasan Selandia Baru Keluar dari Pakta ANZUZ, Perjanjian Keamanan 3 Negara yang Dibentuk Demi Lindungi Perdamaian Kawasan Pasifik

Khaerunisa

Penulis

David Lange, Perdana Menteri Selandia Baru 1984-1989, ketika Selandia Baru keluar dari Pakta ANZUZ dengan kebijakan antinuklir-nya.
David Lange, Perdana Menteri Selandia Baru 1984-1989, ketika Selandia Baru keluar dari Pakta ANZUZ dengan kebijakan antinuklir-nya.

Intisari-Online.com - Setelah kurang lebih 38 tahun bergabung, pada tahun 1985 Selandia Baru keluar dari Pakta ANZUZ, apa alasannya?

Selama berlangsungnya Perang Dingin, terbentuk berbagai pakta pertahanan, baik di pihak Amerika Serikat maupun Uni Soviet.

Pakta ANZUZ merupakan salah satu pakta pertahanan yang dibentuk oleh Amerika Serikat di kawasan pasifik.

Pendiriannya berawal dari keinginan Amerika Serikat untuk menjaga pengaruh politik dan militernya di kawasan Pasifik.

Baca Juga: Tak Mampu Bertahan seperti Saingannya, Ini Penyebab Runtuhnya Pakta Warsawa, Pakta Pertahanan yang Hadir sebagai Tandingan NATO

Pakta yang secara resmi bernama Perjanjian Keamanan Pasifik ini merupakan perjanjian antara Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

ANZUZ sendiri merupakan akronim dari inisial ketiga negara anggotanya.

Namun, pada tahun 1985, Selandia Baru keluar dari ANZUS karena tidak setuju dengan keputusan Amerika Serikat dan Australia untuk menggunakan nuklir sebagai alat pertahanan dan senjata perang.

Selandia Baru menganggap bahwa penggunaan senjata nuklir terlalu membahayakan bagi kemanusiaan dan juga tidak efektif dalam menyelesaikan konflik internasional.

Baca Juga: 'Untuk Mempertahankan, Bukan Menghancurkan', Kisah Operasi Swift Mercy yang Bawa Perbekalan untuk Tawanan Perang di Pasifik, Ini Kisah Mereka yang Terselamatkan

Pembentukan ANZUZ

Pasca kemenangan pada Perang Pasifik melawan Jepang, Amerika Serikat terus menjalin hubungan baik dengan negara-negara Pasifik, termasuk Australia dan Selandia Baru.

Pada perkembangannya, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Australia mengadakan pertemuan di San Fransisco untuk membahas kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan kawasan Pasifik.

Pada 1 September 1951, ketiga negara tersebut sepakat untuk membentuk aliansi pertahanan di kawasan Pasifik bernama ANZUS.

Dilansir dari Britannica, tujuan utama ANZUS adalah melindungi perdamaian kawasan Pasifik dari pengaruh komunisme.

Baca Juga: Sejarah Mencatat Keberhasilan Soviet Membuat dan Mengudarakan Tank Terbang: Temui Antonov A-40 dengan Sayap Sepanjang 18 Meternya

Selain itu, ANZUS juga ingin mewujudkan perdamaian dunia dengan aktif menengahi permasalahan antar negara.

Berikut ini prinsip-prinsip utama aliansi ANZUZ, dilansir Kompas.com dari bukuSejarah Australia (1996) karya Julius Suboro:

  • Solidaritas antarnegara anggota dalam mengatasi permasalahan pertahanan dan keamanan kawasan Pasifik.
  • Mencegah berkembangnya komunisme di kawasan Pasifik.
  • Mejalin kerja sama militeristik untuk mencegah adanya agresi negara lain di kawasan Pasifik.
  • Melakukan koordinasi pertahanan kawasan Pasifik secara intensif.
  • Saling menghargai urusan internal negara-negara anggota.
Baca Juga: Masih Tidak Terima, Sekali Lagi China Peringatkan Presiden AS Joe Biden, Jangan Sampai Terjadi Kemerdekaan Taiwan, Karena Itu Berarti Perang!

Kebijakan Antinuklir Selandia Baru Hasilkan Ketegangan dengan AS

MengutipBritannica, pada pertengahan 1980-an Selandia Baru memberlakukan kebijakan antinuklir.

Salah satu ketentuan kebijakan itu adalah pelarangan kapal-kapal bersenjata nuklir dari pelabuhannya, termasuk milik Angkatan Laut AS.

Ketegangan tercipta antara Selandia Baru dan Amerika Serikat karena hal ini.

Kemudian, berlangsung pertemuan bilateral tahunan antara Menteri Luar Negeri AS dan Menteri Luar Negeri Australia yang menggantikan pertemuan tahunan Dewan Menteri Luar Negeri ANZUS.

Baca Juga: Warisan Terakhir Donald Trump Bukanlah Serangan Militer ke China Melainkan 'Bom Waktu' untuk Perusahaan Ini, Sampai-sampai Gugat Menteri-menteri AS, Ini Sebabnya

Pertemuan bilateral pertama diadakan di Canberra pada tahun 1985.

Kemudian, pertemuan kedua diadakan di San Francisco pada tahun 1986.

Dalam pertemuan kedua itu, AS mengumumkan bahwa mereka menangguhkan kewajiban keamanan perjanjiannya kepada Selandia Baru sambil menunggu pemulihan akses pelabuhan.

AS juga mengurangi hubungan militer kedua negara.

Baca Juga: Operasi Masterdom, Saat Inggris Harus Rasakan Alotnya Perlawanan Rakyat Vietnam, Sebelum Prancis dan AS Dipermalukan Puluhan Tahun Kemudian

Namun, Perdana Menteri Selandia Baru saat itu, David Lange, tidak menarik Selandia Baru dari ANZUS.

Kemudian, sebuah jajak pendapat di Selandia Baru pada tahun 1991, menunjukkan 54% dari mereka yang menjadi sampel lebih suka perjanjian itu berakhir daripada menerima kunjungan lagi oleh kapal-kapal bersenjata nuklir atau bertenaga nuklir.

Ketiga negara tetap menjadi pihak resmi perjanjian tersebut, tetapi dalam istilah praktis ANZUS tidak beroperasi.

Pertemuan bilateral tingkat Menteri Australia-AS (AUSMIN) berikutnya pun telah bergantian antara Australia dan Amerika Serikat.

Baca Juga: KetikaPemimpin Yugoslavia22 Kali Gagal Dibunuh oleh Penguasa Uni Soviet, 'Berhenti Mengirim Orang untuk Membunuh'

(*)

Artikel Terkait