Intisari - Online.com -Jumlah latihan yang dijadwalkan untuk 2022 dalam Distrik Militer Pusat Rusia telah meningkat sebanyak 10% dibandingkan tahun lalu.
Kini, jumlah latihan itu meningkat menjadi 900 latihan militer.
Melansir TASS, hal ini disampaikan oleh Komandan Distrik Militer Pusat, Kolonel Jenderal Alexander Lapin, pada hari Rabu.
Upaya dasar akan fokus pada melatih pengerahan pasukan yang cepat dan mengelompokkan kembali untuk area strategi lainnya, merencanakan dan melaksanakan operasi strategis.
Latihan dijadwalkan pada 2022 akan dilakukan di area latihan di Ural, Siberia dan di area Volga dan juga di pangkalan militer Rusia di Kyrgyzstan dan Tajikistan, seperti dikatakan oleh komandan.
"Tahun ini, kami akan melaksanakan lebih dari 900 latihan pasukan dan latihan operasional yang hampir 10% lebih banyak dibandingkan tahun lalu," ujar jenderal.
Latihan yang sudah dijadwalkan itu juga akan fokus melatih aspek penyelesaian konflik bersenjata.
Serta menstabilkan situasi di negara-negara Asia Tengah, seperti ditambahkan oleh kantor Distrik Militer Pusat.
Distrik Militer Pusat adalah terbesar di Rusia.
Distrik ini berdasarkan teritori Volga, Ural dan Siberian yang mana merupakan distrik integrasi federal dan 29 wilayah Rusia lainnya.
Secara struktural, Distrik Militer Pusat juga termasuk beberapa fasilitas di luar negeri.
Antara lain pangkalan militer ke-201 di Tajikistan, pangkalan militer terintegrasi Kant di Kyrgyzstan dan unit stasiun di wilayah Kazakhstan.
Distrik Militer Pusat berpangkalan di Yekaterinburg di Ural.
Rusia mungkin menyerang Ukraina dari Belarusia
Sementara itu, aktivitas militer Rusia masih jadi sorotan dunia karena ketegangan terakhir dengan Ukraina.
Kini otoritas AS khawatir jika Rusia bisa gunakan Belarusia sebagai jalan untuk menyerang Ukraina.
Rupanya, Belarusia jadi salah satu negara yang mengadakan latihan militer dengan Rusia.
Nah, latihan gabungan ini bisa beri akses bagi Rusia menyerang Ukraina dari utara.
Hal ini disampaikan oleh pejabat Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah briefing.
"Laporan pergerakan pasukan Rusia menuju Belarusia, yang seharusnya di bawah jadwal latihan militer gabungan yang rutin, mengkhawatirkan," ujar pejabat wanita itu.
"Waktu yang mereka ambil untuk melaksanakannya dan juga kekhawatiran terus-terusan jika Rusia bisa berniat menempatkan pasukan di Belarusia di bawah kata latihan militer gabungan dapat jadi potensi serangan ke Ukraina dari utara.
"Aku percaya dengan keterlibatan Belarusia dalam serangan seperti itu akan sangat tidak diterima oleh warga Belarusia, dan juga bagi mereka yang di dalam rezim itu, seperti halnya kami dan sekutu serta mitra mereka. Dan kami telah membuat kekhawatiran kami diketahui oleh otoritas Belarusia secara pribadi," tambah diplomat tersebut.
Menurutnya, latihan normal memerlukan pemberitahuan 42 hari untuk 9000 pasukan, tapi dengan angka 13.000, tentunya memerlukan pengamat internasional.
"Itulah tampaknya yang normal, yang ini sungguh berbeda," jelas pejabat itu.
"Ada banyak hal mengkhawatirkan terjadi di Belarusia saat ini. Dan tidak diragukan lagi mengenai Belarusia dan perannya sebagai aktor perusuh wilayah ini," ujar pejabat Departemen Luar Negeri senior.
Otoritas AS khawatir draft mandemen konstitusi bisa menjadi rencana Belarusia menjadi rumah bagi senjata-senjata konvensional dan nuklir Rusia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini