Intisari-Online.com - Kerusuhan besar telah terjadi diKazakhstan.
Penyebab kerusuhan diKazakhstan adalah mahalnya hargabahan bakar untuk bahan bakar gas cair, yang digunakan oleh banyak warga untuk mengisi mobil mereka.
Namun aksi protes dengan cepat berubah menjadi demonstrasi anti-pemerintah.
Alhasil Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengajukan petisi kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) untuk meminta bantuan.
Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang berkantor pusat di Moskow, adalah aliansi yang mencakup beberapa negara bekas Uni Soviet.
Rusia sebagai salah satu negarabekas Uni Soviet langsung mengirim "pasukan penjaga perdamaian" keKazakhstan setelah laporan korban sipil dan polisi di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, banyak berjatuhan.
SikapRusia itu sendiri langsung mendapat respon dari berbagai pihak.
Mengingat ini adalah aksi protes yang paling keras sejak negara itu memperoleh kemerdekaan lebih dari tiga dekade lalu.
Dr Rasmus Nilsson, dosen Studi Slavonik dan Eropa Timur di University College London, mengatakan kepada Express.co.uk pada Minggu (16/1/2022) bahwa Vladimir Putin akan disibukkan oleh pemberontakan di dekat perbatasan Rusia.
“Vladimir Putin tidak diragukan lagi prihatin dengan segala jenis gangguan sosial-politik di negara tetangga," kataDr Rasmus Nilsson.
“Terkait dengan Kazakhstan, kekhawatiran Putin diperbesar mengingat perbatasan yang luas dan keropos antara Rusia dan Kazakhstan."
"Tetapi juga karena Kazakhstan sejauh ini menjadi penyangga yang relatif stabil antara Rusia dan negara-negara Asia Tengah yang secara berkala bergejolak."
"Misalnya di Afghanistan."
Dr Nilsson menambahkan bahwa Putin mungkin telah mempertimbangkan potensi efek domino dari gerakan perbedaan pendapat yang semakin besar di Kazakhstan.
Di mana Putin takutbagaimana pemberontakan Kazakhstan dapat terjadi di tempat lain di wilayah bekas Uni Soviet atau bahkan di Rusia sendiri.”
Oleh karenanya, Putin berusaha semaksimal mungkintidak akan ada protes serupa terjadi di negara-negara bekas Uni Soviet di dekatnya.
Hingga saat ini, lebih dari 160 orang tewas dan lebih dari 8.000 oran ditangkap.
Ini karena terjadi perbedaan pendapat ketika aksi protes itu dipadamkan oleh pasukan paramiliter Rusia.
Sebab Presiden Tokayev menyebutnya sebagai "upaya kudeta".
"Menjadi jelas bahwa tujuan utamanya adalah untuk merusak tatanan konstitusional dan untuk merebut kekuasaan," ungkapPresidenTokayev.
Presiden Tokayev mengatakan pekan lalu bahwa dia telah memberi wewenang kepada pasukan keamanan untuk menembak mati tanpa peringatan.
Sementara Putin mengklaim kerusuhan itu adalah hasil dari intervensi asingmencampuri urusan internal dari luar.
Jadi, Putin mengatakan aliansi militer yang dipelopori oleh Rusia telah mencegah "teroris, penjahat, penjarah, dan elemen kriminal lainnya" untuk merongrong pemerintah Kazakhstan, menambahkan bahwa pasukan Rusia akan ditarik ketika misi mereka selesai.