Intisari-Online.com -Pada abad ke-13, gelombang kehancuran mengalir di Asia dan ke Eropa.
BangsaMongol, gabungan suku dan klan timur jauh dari Dataran Tinggi Mongolia, bersatu dan mengatur ulang pasukan mereka untuk memperluas wilayah kekuasaan.
BangsaMongolmulai berkembang di bawah Genghis Khan, dan ekspansi itu berlanjut lama setelah kematiannya.
Selama lebih dari 100 tahun, tentaraMongolmenyapu Selatan dan Barat.
Namun, sebagai tentara yang terkenal tak terkalahkan, pasukan Mongol kalah juga melawan Kesultanan Mamluk pada Perang Ain Jalut.
Perang itu terjadi pada 1260 Masehi.
Pada perang tersebut, pasukan Mamluk dipimpin oleh Qutuz sedangkan tentara Mongol dipimpin oleh Katbugha.
Bangsa Mongol pada zaman itu dikenal sebagai bangsa kejam yang memiliki pasukan tempur yang andal.
Andalan dari tentara Mongol ialah kavaleri dan serangan cepat.
Pada perang tersebut keduanya memiliki jumlah pasukan yang sama yakni 20.000 dan bertemu di Ain Jalut.
Bangsa Mongol ingin ini menguasai dunia termasuk di Timur Tengah.
Di bawah komando Hulegu Khan, tentara Mongol pada Januari 1260 mulai bergerak untuk menaklukan kerajaan-kerajaan di Timur Tengah.
Tidak butuh lama Dinasti Abbasiyah di Baghdad takluk oleh tentara Mongol.
Kemudian pada 3 Maret 1260 Damaskus memilih menyerah, hingga akhirnya kota-kota lain di Palestina seperti Nablus dan Gaza pun takluk kepadanya.
Setelah berhasil menaklukkan semua itu, Hulegu Khan mengirim surat kepada Kesultanan Mamluk yang berada di Mesir.
Mereka mengancam kepada Kesultanan Mamluk akan memperlakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Dinasi Abbasiyah.
Akan tetapi ancaman itu tidak membuat Sultan Qutuz takut.
Hingga kemudian setelah berunding akhirnya Kesultanan Mamluk memutuskan untuk melawannya.
Kematian Khan Agung
Hal yang terduga terjadi di kubu Bangsa Mongol.
Cucu Genghis, Mongke Khan yang pada saat itu menjabat sebagai Khan Agung meninggal dunia setelah melakukan ekspedisi ke Tiongkok.
Mengetahui hal ini, saudara laki-laki Mongke Khan, yakni Hulagu Khan yang awalnya memimpin ekspedisi pasukannya ke Timur Tengah pun pulang ke istana dan meninggalkan pasukannya yang berjumlah 20.000 agar tetap menyerang Kesultanan Mamluk.
Hulagu mempercayakan pasukannya kepada Katbugha yang bertindak sebagai panglima.
Perang Ain Jalut terjadi tepatnya pada 3 September 1260 di Ain Jalut.
Qutuz menggunakan strategi dengan serang kemudian lari dan menyembunyikan sebagian pasukannya di dataran tinggi.
Setelah pertempuran dimulai, pasukan Kesultanan Mamluk melancarkan aksinya dengan serang dan lari.
Hingga kemudian pasukan Mamluk yang berada di garis depan memutuskan untuk mundur.
Tentara Mongol tidak begitu waspada dan mengejar pasukan Mamluk tersebut.
Dan Qutuz langsung melaksanakan perangkapnya dengan mengeluarkan pasukan yang ia sembunyikan untuk mengepungnya.
Pasukan Mongol pun mulai terdesak dan panglima perangnya, Katbugha mati terbunuh.
Hingga akhirnya pertempuran itu dimenangkan oleh Kesultanan Mamluk.
(*)