Intisari-Online.com - Semakin kejam, semakin menyiksa. Semakin kesulitan menuju ajal, semakin menggembirakan.
Begitulah nuansa eksekusi mati yang banyak dilakukan di awal abad 20 di Mongolia.
Termasuk metode immurement, yang seolah membiarkan si pesakitan "menikmati" proses menuju ajal.
Dalam metode ini, terpidana mati dimasukan ke ruangan kecil yang hanya cukup untuk tubuhnya.
Mereka kemudian ditutup--dan dilupakan begitu saja.
Ini membuat terpidana mati akan tewas perlahan.
Dehidrasi, kelaparan, dan kehabisan nafas jadi penyebab utamanya.
Konon, dalam sejarahnya, pernah ada seorang wanita di Mongolia yang disiksa memakai metode ini.
Hukuman ini dikenal sebagai Mongolian Death Coffins, yakni metode hukuman tipe peti mati Mongolia yang populer di tahun 1920-an.