Piramida Abu Rawash yang Hilang, Dibangun Sebagai Pemakaman Penerus Firaun Khufu, yang Menyandang Gelar Pertama Putra Ra, Dewa Matahari

K. Tatik Wardayati

Penulis

Piramida yang hilang, di Abu Rawash, diyakini sebagai kompleks pemakaman firaun Djedefre, putra dari Firaun Khufu.
Piramida yang hilang, di Abu Rawash, diyakini sebagai kompleks pemakaman firaun Djedefre, putra dari Firaun Khufu.

Intisari-Online.comPiramida Djedefre di Abu Rawash, merupakan piramida yang dibangun sebagai pemakaman firaun Djedefre, di Abu Rawas, 8 kilometer dari Giza (Mesir), pada abad ke-26 SM.

Ini merupakan piramida paling utara yang berada di Mesir, dan telah menjadi reruntuhan sejak zaman kuno.

Firaun lain dari Dinasti Keempat memulai pembangunan Djedefre tetapi tetap belum selesai.

Diyakini bahwa firaun memilih bukit ini dan meletakkan makamnya di tempat ini agar lebih dekat dengan Ra, dewa Matahari.

Namun, hingga akhir abad ke-20 para arkeolog masih tidak mengetahui apakah piramida itu sudah jadi atau belum selesai.

Puncak piramida itu diyakini akan menjadi yang tertinggi di Mesir (220 meter di atas permukaan laut, antara 8 dan 20 meter di atas puncak asli Piramida Agung Khufu).

Namun, kondisinya saat ini menjadi buah kehancuran dan penggunaan kembali batu untuk konstruksi selanjutnya dari zaman Romawi dan seterusnya.

Penggalian terbaru menemukan bahwa kompleks pemakaman di sekitar monumen telah selesai dan aktif sampai lama setelah kematian firaun, yang tidak masuk akal jika piramida tidak pernah selesai.

Baca Juga: Jadi Peradaban Paling Maju di Zaman Kuno, Inilah Prestasi Mesir Kuno yang Hingga Kini Masih Digunakan, Mulai dari Kalender Hingga Seni Tembikar

Baca Juga: Tersembunyi di Teotihuacan, Misteri Sungai Merkuri Cair di Bawah Tanah, Benarkah Ini adalah Jalan Menuju ke Makam Kerajaan Meksiko Kuno? Tidakkah yang Membangun Ini Mengetahui Bahayanya?

Yang diketahui secara pasti pembangunannya dimulai sekitar tahun 2580 SM atas perintah Firaun Djedefre, putra dan penerus Khufu.

Piramida tersebut berada di sebuah bukit yang menghadap ke dataran tinggi Giza (karenanya ketinggiannya bisa saja lebih tinggi daripada Piramida Besar, meski ukurannya lebih kecil mirip dengan Menkaure).

Alasan mengapa tempat ini dipilih serta alasan pengurangan ukuran bangunan tidak diketahui secara pasti, meskipun beberapa peneliti menunjuk pada alasan teologis, yaitu karena Djedefre adalah firaun pertama yang menyandang gelar putra Ra.

Piramida tersebut pertama kali dieksplorasi pada tahun 1840 oleh John Shae Perring, yang antara tahun 1837 dan 1842 menggali Giza menggunakan bubuk mesiu), kemudian diikuti oleh penelitian lain seperti Flinders Petrie dan mile Gaston Chassinat.

Penggalian kompleks pemakaman yang paling luas dimulai pada tahun 1995 oleh tim Prancis-Swiss yang dipimpin oleh Michel Valloggia.

Panjang asli alasnya adalah 106,2 meter, yang pada sudut kemiringan 52 derajat (mirip dengan Piramida Khufu) akan memberikan struktur tersebut ketinggian 67 meter.

Untuk menghemat bahan, waktu dan tenaga, bukit digunakan, yang merupakan 44 persen dari total volume piramida, melansir historicaleve.

Ruang pemakaman tidak berada di dalam piramida seperti biasanya, tetapi di bawahnya, pada kedalaman 21 meter, dan di bagian bawahnya memiliki lekukan yang menunjukkan bahwa itu menampung sarkofagus dan peti kanopi, hanya seperti Piramida Khafre.

Baca Juga: Tak Hanya Bangun Piramida untuk Firaun, Inilah Pekerjaan Pria dan Wanita yang Buktikan Ketangguhan Kerajaan Mesir Kuno Hingga Bertahan Selama 3.000 Tahun

Baca Juga: Beginilah Rekayasa Teknik yang Dilakukan oleh Orang Mesir Kuno, Terutama dalam Pembangunan Piramida dan Monumen Lain, Gunakan Bagian Tubuh Ini Sebagai Sistem Pengukuran, Bagaimana Caranya?

Dalam prasasti yang ditemukan di lubang muncul nama piramiada, yang diterjemahkan sebagai Djedefre yang ditutupi bintang atau sebagai Djedefre milik cakrawala.

Emile Chassinat, selma penggaliannya antara tahun 1901 dan 1924, menemukan banyak fragmen patung Firaun Djedfre (termasuk empat kepala) dan anggota keluarganya, putranya Baka, Hernet, Setka, Neferhetepes, dan Ratu Hetepheres II.

Sebagian besar fragmen ini disimpan hari ini di Louvre, Museum Seni Mesir di Munich, dan Museum Kairo.

Baca Juga: Dulunya Jadi Kebanggaan Orang Mesir Kuno Sebagai Peristirahatan Abadi, Terkuak Ini Alasan Firaun Malah Berhenti Membangun Piramida Setelah 1.000 Tahun, Penyebabnya Tak Terduga

Baca Juga: Dianggap Penting, Mangapa Firaun Mesir Kuno Justru Berhenti Membangun Piramida Tak Lama Setelah Era Kerajaan Baru?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait