Intisari-Online.com – Piramida Djedefre di Abu Rawash, merupakan piramida yang dibangun sebagai pemakaman firaun Djedefre, di Abu Rawas, 8 kilometer dari Giza (Mesir), pada abad ke-26 SM.
Ini merupakan piramida paling utara yang berada di Mesir, dan telah menjadi reruntuhan sejak zaman kuno.
Firaun lain dari Dinasti Keempat memulai pembangunan Djedefre tetapi tetap belum selesai.
Diyakini bahwa firaun memilih bukit ini dan meletakkan makamnya di tempat ini agar lebih dekat dengan Ra, dewa Matahari.
Namun, hingga akhir abad ke-20 para arkeolog masih tidak mengetahui apakah piramida itu sudah jadi atau belum selesai.
Puncak piramida itu diyakini akan menjadi yang tertinggi di Mesir (220 meter di atas permukaan laut, antara 8 dan 20 meter di atas puncak asli Piramida Agung Khufu).
Namun, kondisinya saat ini menjadi buah kehancuran dan penggunaan kembali batu untuk konstruksi selanjutnya dari zaman Romawi dan seterusnya.
Penggalian terbaru menemukan bahwa kompleks pemakaman di sekitar monumen telah selesai dan aktif sampai lama setelah kematian firaun, yang tidak masuk akal jika piramida tidak pernah selesai.
Yang diketahui secara pasti pembangunannya dimulai sekitar tahun 2580 SM atas perintah Firaun Djedefre, putra dan penerus Khufu.
Piramida tersebut berada di sebuah bukit yang menghadap ke dataran tinggi Giza (karenanya ketinggiannya bisa saja lebih tinggi daripada Piramida Besar, meski ukurannya lebih kecil mirip dengan Menkaure).
Alasan mengapa tempat ini dipilih serta alasan pengurangan ukuran bangunan tidak diketahui secara pasti, meskipun beberapa peneliti menunjuk pada alasan teologis, yaitu karena Djedefre adalah firaun pertama yang menyandang gelar putra Ra.
Piramida tersebut pertama kali dieksplorasi pada tahun 1840 oleh John Shae Perring, yang antara tahun 1837 dan 1842 menggali Giza menggunakan bubuk mesiu), kemudian diikuti oleh penelitian lain seperti Flinders Petrie dan mile Gaston Chassinat.
Penggalian kompleks pemakaman yang paling luas dimulai pada tahun 1995 oleh tim Prancis-Swiss yang dipimpin oleh Michel Valloggia.
Panjang asli alasnya adalah 106,2 meter, yang pada sudut kemiringan 52 derajat (mirip dengan Piramida Khufu) akan memberikan struktur tersebut ketinggian 67 meter.
Untuk menghemat bahan, waktu dan tenaga, bukit digunakan, yang merupakan 44 persen dari total volume piramida, melansir historicaleve.
Ruang pemakaman tidak berada di dalam piramida seperti biasanya, tetapi di bawahnya, pada kedalaman 21 meter, dan di bagian bawahnya memiliki lekukan yang menunjukkan bahwa itu menampung sarkofagus dan peti kanopi, hanya seperti Piramida Khafre.
Dalam prasasti yang ditemukan di lubang muncul nama piramiada, yang diterjemahkan sebagai Djedefre yang ditutupi bintang atau sebagai Djedefre milik cakrawala.
Emile Chassinat, selma penggaliannya antara tahun 1901 dan 1924, menemukan banyak fragmen patung Firaun Djedfre (termasuk empat kepala) dan anggota keluarganya, putranya Baka, Hernet, Setka, Neferhetepes, dan Ratu Hetepheres II.
Sebagian besar fragmen ini disimpan hari ini di Louvre, Museum Seni Mesir di Munich, dan Museum Kairo.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari