Advertorial
Intisari-Online.com – Tugas pengrajin adalah menangkap momen dalam waktu singkat dan melestarikannya dalam sejarah.
Sementara, sebuah karya seni tidak diragukan lagi pada waktunya, juga harus melampaui waktu dan dapat ‘berbicara’ pada kita dari generasi ke generasi.
Contoh yang terbesar dari hal itu adalah keahlian dan seni Mesir Kuno.
Mesir diakui sebagai salah satu peradaban paling mapan dan makmur di dunia, dengan artefaknya yang telah teruji oleh waktu.
Dari piramida pencakar langit hingga sphinx fantastis yang berdiri sebagai penjaga gerbang, hingga makam firaun, arsitektur dan patung Mesir Kuno menjadi ikon.
Orang Mesir Kuno tidak hanya menganggap seni mereka pada tingkat duniawi, tetapi juga sebagai cerminan dari dunia spiritual.
Keahlian mereka mencerminkan penghormatan mereka terhadap para dewa dan kehidupan setelah kematian.
Jelas bahwa karya seni kuno ini berbicara tentang sejarah dan budaya Mesir yang kaya.
Selama 3.000 tahun gaya kreatif yang unik ini tidak berubah dan dapat dilihat pada artefak yang masih ada sampai sekarang.
Berikut ini beberapa contoh menakjubkan dari keahlian Mesir Kuno:
1. Makam Firaun Tutankhamun
Makam Firaun Tutankhamun yang mulia jauh lebih kecil daripada banyak makam firaun lainnya, namun tidak kalah indahnya.
Artefak yang ditemukan di dalam makam sangat penting dalam mempelajari zaman kuno ini.
Salah satu hal paling berharga yang ditemukan adalah tahta raja dan topeng emasnya.
Menggali makam adalah proses yang panjang dan melelahkan, dan sekitar 3.500 artefak individu ditemukan.
Makam Tutankhamen tidak biasa karena ditemukan dengan mumi utuh di ruang pemakaman.
2. Takhta Tutankhamun (abad ke-14 SM)
Takhta Emas ini ditemukan pada tahun 1922 oleh arkeolog Inggris Howard Carter selama penggalian makam Tutankhamun, salah satu dari sedikit di Lembah Para Raja yang tidak dijarah.
Takhta yang megah menunjukkan rasa hormat yang dimiliki orang-orang untuk firaun mereka dan kemegahan serta keahliannya yang baik, yang menjadikan ini sebagai penemuan yang langka dan berharga.
Warnanya tidak pudar selama lebih dari 3.000 tahun, yang menunjukkan keterampilan dan keahlian para pengrajin Mesir kuno.
Kaca berwarna dan batu mulia berkilau dengan latar belakang emas, dan dudukannya dihiasi dengan potongan kuarsa yang hidup, mengingatkan pada mosaik Bizantium.
Sebuah pemandangan dari kehidupan sehari-hari firaun terukir di permukaan takhta, yaitu Tutankhamun muda duduk dalam postur santai, sementara istrinya Ankhesenamun memijat minyak wangi ke bahunya.
Jika Anda perhatikan baik-baik, Anda dapat mendeteksi pita emas di sekitar kaki kiri Tutankhamun, dan istrinya memiliki perhiasan serupa di kakinya.
Di Mesir kuno, gelang ini dipandang sebagai simbol pernikahan.
3. Kitab Orang Mati Mesir (abad ke-16 SM)
‘The Egyptian Book of the Dead’ atau Kitab Orang Mati adalah teks pemakaman Mesir kuno, dan digunakan dari awal Kerajaan Baru (sekitar 1550 SM) hingga sekitar 50 SM.
Nama asli Mesir secara langsung diterjemahkan sebagai "buku yang muncul pada siang hari" atau "buku yang muncul ke dalam terang."
Kitab ini berisi mantra untuk membantu orang mati melakukan perjalanan melalui "duat" atau alam orang mati, ke alam baka.
Kitab Orang Mati mencakup teks piramida dan peti mati yang awalnya dilukis pada objek, bukan papirus.
4. Pohon Kehidupan Emas
Orang Mesir kuno memiliki kepercayaan yang kuat pada simbolisme seperti yang dapat dilihat dalam lukisan papirus, Pohon Kehidupan Emas.
Timur dianggap sebagai arah kehidupan saat matahari terbit di timur, melansir ancienthistorylists.
Sedangkan, Barat dipandang sebagai arah kematian karena di situlah matahari terbenam.
Orang Mesir percaya bahwa pada malam hari, matahari melewati alam orang mati sebelum terbit lagi di timur keesokan harinya.
Dalam lukisan, burung-burung di pohon mewakili tahapan kehidupan dan mereka semua menghadap ke timur kecuali satu burung yang berarti usia tua dan menghadap ke barat, yang melambangkan kematian yang akan segera terjadi.
Lukisan indah penuh warna dan menyampaikan pesan spiritual yang mendalam.
5. Patung Nefertiti (abad ke-14 SM)
Patung Nefertiti kemungkinan besar dibuat sekitar tahun 1340 SM, bersamaan dengan patung besar Akhenaten.
Beratnya 20 kilogram dan seukuran aslinya, dipotong dari satu persegi batu kapur.
Gagasan tentang kemiripan kerajaan bukanlah hal yang aneh dalam budaya Mesir kuno; Kuil dan istana Mesir penuh dengan itu.
Apa yang membuat representasi ini luar biasa adalah penggambaran ratu yang akurat.
Patung Nefertiti terawetkan dengan sangat baik.
Wajahnya diukir dengan menunjukkan tulang pipinya yang landai, garis rahang yang kokoh, dan hidung yang mancung, dan bagian tengahnya dilapisi dengan plesteran gipsum yang kemudian dicat.
Hasilnya adalah kemiripan yang sangat akurat. Payudara menunjukkan kulitnya yang berwarna gelap, bibir merah, perhiasan, dan mahkota.
Mata diatur dengan batu permata dan diperbaiki dengan lilin lebah.
6. Guci kanopi
Guci kanopi digunakan oleh orang Mesir kuno selama proses pembalseman untuk menyimpan dan melindungi organ almarhum.
Setiap organ memiliki gucinya sendiri, yang terbuat dari periuk atau diukir dari batu kapur.
Wadah-wadah ini digunakan sejak zaman Kerajaan Lama hingga Zaman Akhir atau Zaman Ptolemeus, setelah itu organ-organ dibungkus dan dimasukkan ke dalam tubuh.
Istilah "kanopik" secara keliru diyakini terkait dengan legenda Yunani tentang Canopus oleh para ahli Mesir kuno.
Wadah kanopi Kerajaan Lama hanya sesekali diukir dan memiliki tutup polos.
Di Kerajaan Tengah, ukiran menjadi lebih umum dan tutupnya sering berbentuk kepala manusia.
Pada dinasti ke-19, kelopak mata mewakili keempat anak Horus sebagai penjaga gerbang organ.
7. Papirus
Kata "kertas" berasal dari "papirus," tanaman yang tumbuh di delta Nil, dan kertas papirus dibuat dari empulurnya.
Gulungan panjang papirus ditemukan, beberapa sampai 10 meter.
Metode untuk membuat papirus hilang untuk sementara waktu, tetapi ditemukan kembali oleh seorang ahli Mesir Kuno selama tahun 1940-an.
Tulisan-tulisan papirus menunjukkan banyak elemen kehidupan Mesir kuno dan memasukkan catatan ilmiah, agama, dan administrasi.
Huruf bergambar yang digunakan dalam tulisan-tulisan ini akhirnya mengarah pada dua sistem huruf paling dasar yang digunakan saat ini, yaitu Romawi dan Arab.
8. Patung Khufu (abad ke-26 SM)
Patung Khufu ditemukan pada tahun 1903 oleh W.F. Petrie di Abydos.
Tingginya 7,5 sentimeter dan ukiran indah wajah sang raja masih terlihat jelas.
Cartouche di sisi kiri takhta, di samping kaki penguasa, tidak lagi dapat dibaca tetapi referensi Horus di sisi kanan menunjukkan pentingnya Khufu dan status seperti dewa yang dikaitkan dengan firaun.
Patung kecil ini sekarang dipamerkan di Museum Mesir di Kairo.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari