Advertorial
Intisari-Online.com - Batu Rosetta adalah sebuah lempengan batu granit yang menampilkan surat perintah.
Surat itu dikeluarkan pada 196 SM oleh sekelompok pendeta dan penguasa Mesir, Ptolemy V yang membuktikan kemurahan hati dan kesalehan nya.
Dekrit itu ditulis dalam tiga bentuk: hieroglif, yang digunakan terutama oleh para imam; Demotik, naskah yang lebih sederhana yang digunakan untuk keperluan sehari-hari; dan Yunani kuno.
Penggunaan hieroglif mulai padam setelah abad ke-4 dan sistem penulisan yang baru menjadi teka-teki bagi para sarjana.
Hal tersebut menjadikan batu sebagai alat penting dalam membantu para peneliti memahami bahasa yang telah lama terlupakan.
Penemuan Batu Rosetta
Baru pada abad ke-19, yakni dua ribu tahun setelah penciptaannya, Batu Rosetta membantu para sarjana memecahkan kode hieroglif.
Insinyur tentara Prancis yang merupakan bagian dari kampanye Mesir Napoleon Bonaparte menemukan lempengan batu itu pada tahun 1799 saat melakukan perbaikan pada sebuah benteng di dekat kota Rashid (Rosetta).
Artefak itu awalnya dipajang di sebuah kuil, mungkin di dekat kota kuno Sais.
Kemudian berabad-abad kemudian dipindahkan ke Rosetta dan digunakan dalam pembangunan Benteng Julien, di mana akhirnya ditemukan oleh Prancis.
Batu Rosetta menjadi milik Inggris setelah mereka mengalahkan Prancis di Mesir pada tahun 1801.
Ilmuwan Inggris Thomas Young, yang mulai mempelajari teks-teks Batu Rosetta pada tahun 1814, membuat beberapa kemajuan dalam menganalisis prasasti hieroglifnya.
Young menduga bahwa cartouches (hieroglif tertutup oval) berisi ejaan fonetik nama kerajaan, termasuk Ptolemy, yang dirujuk dalam prasasti Yunani.
Kode Hieroglif Sudah Retak
Akhirnya, ahli bahasa Prancis Jean-Francois Champollion yang memecahkan Batu Rosetta dan memecahkan kode hieroglif.
Antara tahun 1822 dan 1824, Champollion menunjukkan bahwa hieroglif adalah kombinasi tanda-tanda fonetik dan ideografik.
Ia bukan hanya tulisan gambar simbolis yang tidak juga mewakili bunyi bahasa, seperti yang diduga oleh para sarjana sebelumnya.
Champollion sebagai penemu, kemudian digembar-gemborkan sebagai bapak pendiri Egyptology.
Saat ini, Batu Rosetta, yang berukuran sekitar 1 meter dan 76 sentimeter, disimpan di British Museum di London.
Batu tersebut telah berdiri sejak 1802, kecuali untuk penempatan sementara guna penyimpanan selama Perang Dunia I ke lokasidi bawah tanah.
Meski begitu, ada seruan berulang untuk memulangkannya ke Mesir.
Baca Juga: Termasuk Darah Dagingnya Sendiri, Inilah 8 Ratu Firaun Ramses II, Siapa yang Paling Dicintainya?
(*)