Intisari-Online.com - Salah satu firaun yang juga pejuang paling sukses di Mesir kuno yakni Thutmose III raja Dinasti 18, kerajaannya membentang dari Irak hingga Sudan.
Thutmose III, juga dikenal sebagai Thutmosis merupakan salah satu raja militer terbesar yang pernah memerintah Mesir.
Dia terlibat dalam kampanye militer tanpa henti di luar negeri, sebagian besar di Asia Barat tetapi juga di Nubia.
Kampanyenya menghasilkan budak, barang rampasan dan bahkan upeti dalam jangka panjang.
Berikut 3 fakta tentang Firaun Thutmose III:
1. Thutmose III Memulai Karirnya di Bawah Kuasa Ibu Tirinya
Ayah Thutmose III Thutmose II meninggal ketika dia masih balita, sehingga dia hanya dibesarkan oleh ibunya Iset.
Iset bukan satu-satunya istri Thutmose II.
Dia juga menikah dengan saudara tirinya, Hatshepsut.
Seorang anak berusia dua tahun jelas tidak bisa memerintah sebuah negara sehingga Hatshepsut yang menjadi bupati secara resmi untuknya.
Namun, dia sampai memerintah menjadi firaun Mesir dan bahkan dirinya digambarkan dalam regalia kerajaan seperti seorang pria.
Pemerintahan bersama mereka berlangsung selama 22 tahun ketika Hatshepsut menghilang dari catatan sejarah dan Thutmose memerintah sendirian.
Thutmose III meminta orang-orang membuat pahatan atas namanya di banyak monumen.
2. Mumi Thutmose III Tidak Punya Kaki Untuk Berdiri
Thutmose III sering dibandingkan dengan Napoleon Bonaparte , tidak hanya karena aspirasi kekaisarannya, tetapi juga karena perawakannya yang pendek.
Muminya memiliki tinggi sekitar 1,62 meter.
Namun, dia mungkin lebih tinggi dari ini karena kaki muminya tidak utuh.
Selama Dinasti 21, perampok makam menjarah harta du makam Kerajaan Mesir di Lembah Para Raja.
Pejabat memutuskan untuk melindungi mumi kerajaan dengan memindahkannya ke dua tempat persembunyian, satu di dalam lembah dan satu di luar.
Mereka memindahkan mumi Thutmose III ke mumi yang terakhir dan mungkin terjadi kelalaian sehingga mumi itu 'rusak.'
3. Thutmose III Membunuh 120 Gajah di Suriah
Gajah masih berkeliaran di Suriah selama Kerajaan Baru Mesir.
Saat berada di dekat kota Niy di Suriah Utara, Thutmose III menemukan sekawanan besar gajah.
Dewa Ra diduga memberinya kekuatan untuk membantai mereka demi gadingnya.
Baca Juga: Termasuk Darah Dagingnya Sendiri, Inilah 8 Ratu Firaun Ramses II, Siapa yang Paling Dicintainya?
Prestasinya begitu luar biasa sehingga dia mengatakan tidak ada kesombongan atau kebohongan dalam klaimnya.
Namun, sementara catatan sejarah menyiratkan bahwa raja bertindak sendirian, jenderalnya Amenemhab memberikan versi kejadian yang berbeda dalam prasasti makamnya.
Menurutnya, dia membantu raja hingga mencapai 'prestasi' ini.
Amenemhab mengatakan dia memotong belalai gajah terbesar ketika gajah itu berhadapan dengan firaun.
Raja menghadiahinya dengan emas dan pakaian baru atas bantuannya tersebut.
Gajah-gajah Suriah akhirnya punah karena gadingnya terus diminati.
Orang Aram terutama suka mengukir gading menjadi tatahan untuk perabotan.
(*)