Intisari-Online.com - Memasuki awal tahun 2022, utang Indonesia rupanya bertambah banyak.
Perakhir November 2021, utang Indonesia tembusRp6.713,24 triliun.
Angka itu bertambah jika dibanding utang pemerintah pada penghujung Oktober 2021 yakni Rp 6.687,28 triliun.
Artinya utang Indonesia naik sekitarRp25,96 triliun hanya dalam waktu satu bulan.
Karena utang pemerintah naik, maka rasioterhadap produk domestik bruto (PDB) juga mengalami kenaikan.
Pada bulan Oktober 2021, rasioutang terhadap PDB adalah39,69 persen.
Sementara diNovember 2021, menjadi 39,84 persen.
Lalu bagaimana pendapat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati?
Meski utang Indonesia sangat besar. Rupanya Menkeu Sri Mulyani yakin pemerintah masih sanggup membayar utangnya.
Bahkan termasuk bunganya.
Apa yang membuat Sri Mulyani begitu yakin?
Pertumbuhan ekonomi, jadi tolak ukurnya, kata dia.
"Kalau belanja bagus jadi infrastruktur bagus, SDM berkualitas buat Indonesia, ekonomi tumbuh, pasti bisa bayar lagi utangnya."
"Termasuk SBSN pasti kita bisa bayar, Insya Allah kembali dengan aman," kata Sri Mulyani seperti dilansir dari kompas.com pada Kamis (6/1/2022).
Jika kita membedahnya, maka utang Indonesia paling besar saat ini daripenerbitan Surat Berharga Negara (SBN) domestik.
Totalnya mencapaiRp5.889,73 triliunyang terbagi dalam Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Sementara utangpenerbitan SBN valas per November 2021 adalahsebesar Rp1.274 triliun.
Sementara utang dari pinjaman ada dua.
Dari dalam negeri sebesarRp 12,48 triliun. Sementara dari pinjaman luar negeri Rp811,03 triliun.
Dengan data itu maka Sri Mulyani menyebutkan bahwa utang Indonedia dan rasionya terhadap PDBmasihlahaman.
Ini karena utang Indonesia disebabkan oleh banyaknya pengeluaran pemerintah.
Misalnya bansos, subsidi belanja barang, gaji pegawai negeri dari ASN pusat hingga daerah, dan tunjangan.
"Makanya ini perlu kita (kasih) pahamkan dan kita ingin terus jelaskan ke publik."
"Jadi rakyat kalau bertanya kenapa saya bayar pajak, dia tau sebab kita urusin Indonesia bersama-sama," tutur Ani.
Sepanjang tahun 2021, Sri Mulyani memapaparkan bahwa belanja negara mencapai Rp2.786,8 triliun.
Angka itu naik7,% dibanding tahun lalu.
Rinciannya sebagai berikut:
- Untuk gaji pemerintah pusat sekitarRp400 triliun.
- Untuk transfer ke daerah sekitar Rp770 triliun.
- Subsidi dan bansos sekitar Rp380 triliun.
- Bansos lainnya selama pandemi Rp200 triliun.
Kalau gaji sudah jelas untuk ASN, prajurit termasuk rektor.
"Kalau jadi bansos, diberikan ke masyarakat."
"Kalau jadi subsidi, dinikmati masyarakat,"tutup Sri Mulyani.