Intisari-Online.com - Sepeninggalan Mahapatih Gajah Mada, kerajaan Majapahit menjadi semakin lemah.
Gajah Mada menjadi sosok penting bagi Majapahit saat itu karena menjadi salah satu tokoh yang membawa kejayaan bagi Majapahit.
Beberapa tahun setelah peristiwa Perang Bubat, Gajah Mada mengundurkan diri dari jabatan Patih Amangkubumi.
Gajah Mada sendiri menghadapi tentangan, kecurigaan, dan kecaman dari pihak pejabat dan bangsawan Majapahit, karena tindakannya dianggap ceroboh dan gegabah hingga menyulut perang tersebut.
Dia dianggap terlalu berani dan lancang dengan tidak mengindahkan keinginan dan perasaan sang Mahkota, Raja Hayam Wuruk sendiri.
Oleh karena mundurnya Gajah Mada, pihak istana Majapahit harus segera mencari penggantinya untuk mengisi jabatan Patih Amangkubumi.
Gajah Enggon dipilih untuk menggantikan Gajah Mada sebagai Patih Amangkubumi Majapahit.
Menjadi Mahapatih Amangkubumi Majapahit
Setelah menggantikan Gajah Mada sebagai patih amangkubumi Majapahit, Gajah Enggon belum mampu mempertahankan dan meneruskan kejayaan Majapahit.
Saat itu Majapahit malah jatuh pada konflik internal dan perang saudara.
Selain itu, banyak daerah kekuasaan Majapahit memisahkan diri dan melakukan hubungan diplomatik dengan China unuk mendapat pengakuan sebagai negara sendiri.
Bahkan pada masa Mahapatih Gajah Enggon, Majapahit terpecah menjadi dua.
Majapahit Kulon yang berada di Trowulan dan Majapahit Wetan yang berada di Blambangan, Banyuwangi.
Permasalahan lain adalah kurang tegasnya Gajah Enggon dalam menghadapi konflik antara Majapahit Kulon dan Majapahit Wetan.
Setelah itu terjadi juga perang saudara yang terkenal, yaitu Perang Paregreg yang semakin membuat Majapahit pecah dan di ambang keruntuhan.
Sebelum menjadi mahapatih Majapahit, Gajah Enggon adalah anggota dari pasukan elite Bhayangkara Majapahit.
Pasukan Bhayangkara adalah pasukan khusus yang dibentuk untuk menjaga keluarga raja dan keselamatan rakyat di Majapahit.
Selain itu pasukan Bhayangkara juga bertugas sebagai pasukan pertahanan dan invasi.
Gajah Enggon menjadi kepala pasukan elite Bhayangkara selepas pecah pemberontakan Ra Kuti.
Ia menjadi kepala pasukan setelah menggantikan Gajah Mada yang saat itu diangkat sebagai Patih Amangkubumi Majapahit menggantikan Patih Arya Tadah.
Selain ikut berperan dalam menyelamatkan raja Jayanegara saat pecah pemberontakan Ra Kuti, Gajah Enggon juga ikut berperan saat meredam pemberontakan di Sadeng dan Keta.
(*)